Makna Pelepasan Lampion Saat Perayaan Waisak

Makna Pelepasan Lampion Saat Perayaan Waisak

Katherine Yovita - detikJatim
Rabu, 07 Mei 2025 11:22 WIB
Sejumlah Biksu menerbangkan lampion perdamaian saat perayaan Waisak 2563 BE/2019 di Taman Lubini, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/5/2019). Pelepasan ribuan lampion itu merupakan simbol perdamaian serta menjadi rangkaian perayaan Tri Suci Waisak. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.
Pelepasan lampion Waisak di Candi Borobudur Magelang. Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Surabaya -

Hari Raya Waisak tahun ini jatuh pada Senin 12 Mei 2025. Seperti biasa, perayaan dipusatkan di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ribuan umat Buddha dari berbagai daerah datang untuk mengikuti rangkaian ritual keagamaan, termasuk momen ikonik pelepasan lampion ke langit.

Tradisi ini bukan sekadar acara seremonial. Lampion yang diterbangkan melambangkan pelepasan dari penderitaan, harapan akan kehidupan yang lebih baik, serta doa bagi kedamaian semesta.

Dalam tema tahun ini, "Light of Peace", pelepasan lampion juga menjadi simbol penyebaran cahaya kebajikan ke seluruh penjuru dunia. Lantas, apa makna sebenarnya pelepasan lampion dalam perayaan Waisak? Simak informasinya di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makna Pelepasan Lampion Saat Waisak

Ratusan lampion diterbangkan ke langit sebagai bagian dari perayaan Waisak pada saat matahari terbenam. Momen ini bukan sekadar pertunjukan visual yang memukau, tetapi sarat makna spiritual bagi umat Buddha.

Sebelum diterbangkan, para umat biasanya menuliskan doa dan harapan di permukaan lampion. Tulisan-tulisan itu bukan hanya ungkapan keinginan pribadi, melainkan wujud perenungan batin, permohonan untuk hidup yang lebih damai, tenteram, dan selaras dengan nilai-nilai kebajikan.

ADVERTISEMENT

Pelepasan lampion menjadi simbol keyakinan bahwa harapan dan doa yang dipanjatkan akan sampai pada semesta. Dalam terang cahaya lampion, umat percaya ada sinar harapan yang menyertai langkah menuju masa depan yang lebih baik.

Menurut laman Kementerian Agama, prosesi ini juga merepresentasikan pelita kehidupan. Lampion yang menyala menandakan kesiapan umat untuk menyalakan cahaya kedamaian dalam diri dan menyebarkannya ke sekeliling.

Harapan untuk kerukunan, kebahagiaan, dan kemajuan bersama turut mengiringi cahaya yang melesat ke langit malam. Dengan demikian, pelepasan lampion dalam perayaan Waisak bukan hanya bentuk perayaan, tapi lambang komitmen spiritual untuk terus menebarkan cahaya kebaikan kepada dunia.

Kegiatan Pelepasan Lampion Waisak

Berdasarkan informasi dari laman resmi Kemenag dan Taman Wisata Candi Borobudur, prosesi pelepasan lampion dalam perayaan Waisak umumnya dilakukan secara terstruktur. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian acara sakral yang menyatukan doa, harapan, dan simbol perdamaian dari umat Buddha.

  • Diawali dengan meditasi, sebagai bentuk persiapan diri secara spiritual, menyelami kedalaman batin, dan menyalakan cahaya kedamaian dalam diri.
  • Setelah itu, peserta mendapat kesempatan untuk menuliskan dosa dan harapan pada kartu yang telah disediakan panitia. Setelah menulis, kartu dapat ditempelkan pada lampion.
  • Penyalaan lampion dilakukan secara serentak yang ditandai dengan instruksi atau aba-aba dari panitia acara.
  • Selanjutnya, panitia akan menginstruksikan kapan lampion siap diterbangkan bersama-sama

Jadwal Festival Lampion Waisak 2025 di Borobudur

Mengutip akun Instagram Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (@mbmi_pusat), Festival Lampion Waisak 2025 akan diselenggarakan pada Senin 12 Mei 2025 di kawasan Candi Borobudur Magelang. Acara ini terbagi menjadi dua sesi sebagai berikut.

  • Hari/Tanggal: Senin 12 Mei 2025
  • Waktu:
    • Sesi 1: Pukul 18.00-20.00 WIB (open gate pukul 16.30-17.30 WIB)
    • Sesi 2: Pukul 21.00-23.00 WIB (open gate pukul 20.00-21.00 WIB)
  • Lokasi: Lapangan Marga Utama dan Taman Lumbini, Candi Agung Borobudur



(auh/irb)


Hide Ads