Mengintip Tradisi Berburu Tikus di Gresik yang Berhadiah Uang

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Minggu, 04 Mei 2025 12:00 WIB
Tradisi Gropyokan beruburu tikus di sawah yang dilakukan warga Desa Gredek, Gresik (Foto: Dok. Istimewa)
Gresik -

Pemerintah Desa Gredek, Duduksampeyan, Gresik memiliki cara unik untuk membasmi tikus yang selama ini meresahkan petani. Melalui Tradisi Festival Gropyokan, ratusan petani dan warga berburu tikus dengan iming-iming hadiah.

Tradisi tahunan tersebut digelar selama sepekan penuh, sejak 1 Mei lalu, hingga 7 mei mendatang. Selama sepekan itu, para petani dan warga Gredek bisa berburu tikus sejak pukul 19.00 WIB hingga 23.00 WIB.

Festival Gropyokan tersebut disambut antusias oleh petani dan warga setempat. Tak hayal, puluhan petani dan ratusan warga antusias berburu tikus untuk mendapatkan hadiah.

Kepala Desa Gredek M Bahrul Ghofar mengatakan tradisi tahunan itu telah digelar setelah memasuki musim tanam ke 2 untuk meminimalisir hama tikus. Selain festival gropyok tikus, pihaknya juga menggunakan metode rumah burung hantu agar bisa meningkatkan produktifitas pertanian di Desa Gredek.

"Festival ini, dinilai efektif membasmi hama tikus yang mengancam pertanian. Dan yang pasti tidak membahayakan nyawa warga ataupun petani itu sendiri," kata Ghofar, Minggu (4/5/2025).

Ghofar menjelaskan, berbeda dengan tahun sebelumnya yang menggandeng komunitas, tradisi gropyokan tahun ini, yang mengikuti Gropyokan adalah para petani dan warga Desa Gredek sendiri.
Jika berhasil menangkap tikus hidup atau mati akan dibawa ke balai desa Gredek untuk seekor tikus dihargai Rp 1500.

"Warga dan petani beramai-ramai membasmi tikus dengan cara ditembak atau menggunakan senapan angin milik mereka masing-masing. Nanti kita hitung dan memberikan reward kepada Meraka," jelasnya.

Mereka langsung menuju sawah untuk berburu tikus yang mengancam produktivitas padi mereka. Dalam gropyokan ini, petani bergerak serentak menyisir area persawahan yang menjadi tempat persembunyian tikus.

"Gropyokan ini diadakan untuk memacu semangat petani menjaga sawah dari hama. Yang bisa menangkap tikus, akan mendapatkan bonus Rp 1500 per ekor. Ini sebagai wujud apresiasi kepada peserta dalam upaya memberantas hama tikus," paparnya.

Selain itu, dari kegiatan ini, juga sebagai bentuk membangun kebersamaan antar petani di Desa Gredek.

"Festival Geropyokan Tikus ini tidak sekadar membasmi hama tikus saja Tetapi yang terpenting, mampu menumbuhkan rasa gotong-royong antar masyarakat petani," jelasnya.

Salah satu petani yang mengikuti Festival Gropyokan ini, Sarjan, mengaku kendala saat mencari tikus di beberapa sawah yang tumbuhannya sudah mulai tinggi.

"Sulitnya saat mencari tikus ini ada di beberapa sawah yang padinya sudah tumbuh sudah tinggi. Sehingga untuk melihat keberadaan dan pergerakan tikus sedikit terganggu," ungkapnya.

Sebaliknya, lanjut dia, ketika padinya tidak terlalu tinggi dapat memudahkan petani dalam membasmi hama tikus.

"Kalau padinya tidak terlalu tinggi, membasmi tikus akan lebih mudah. Tidak perlu menggunakan senapan angin juga bisa dengan dipukul dengan kayu. Bahkan bisa mendapatkan lebih dari 50 ekor tikus di tiap sawahnya," bebernya.



Simak Video "Aksi Sniper Senapan Angin Berburu Hama Tikus Penyebab Gagal Panen"

(ihc/abq)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork