Pasangan bakal Cabup-cawabup Bantul Abdul Halim Muslih dan Aris Suharyanta bakal mendaftar maju Pilkada ke kantor KPU besok. Sebelum pendaftaran, kedua paslon dari Koalisi Bantul Bersatu ini bakal deklarasi di Watu Gilang terlebih dahulu.
"Besok (Rabu) pagi saya dan Pak Halim mendaftar ke KPU Bantul," kata Aris Suharyanta kepada wartawan, Selasa (27/8/2024).
Aris menyebut pendaftaran maju ke Pilkada Bantul itu dijadwalkan pukul 10.00 WIB. Sebelumnya, Halim dan Aris akan menyambangi Watu Gilang terlebih dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum ke kantor KPU nanti deklarasi di Watu Gilang dulu," ucapnya.
Aris menyebut pemilihan lokasi deklarasi ini mengacu pada kisah turunnya wahyu yang diterima Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati saat akan mendirikan Mataram Islam di Gilangharjo, tepatnya di Watu Gilang.
"Jadi kami ingin melanjutkan spirit itu," ujar Aris menjelaskan alasan deklarasi digelar di Watu Gilang.
Nantinya, setelah dari Watu Gilang, rombongan Koalisi Bantul Bersatu ini bakal bergerak ke simpang empat Palbapang, Bantul. Selanjutnya, dari simpang tersebut Halim-Aris beserta rombongan berjalan kaki ke arah utara menuju ke Kantor KPU Bantul.
"Nanti yang mengiringi ada dari partai koalisi dan diiringi beberapa atraksi budaya, salah satunya edan-edanan. Lalu di luar Kantor KPU nanti akan ada atraksi budaya, karena yang masuk Kantor KPU hanya 50 orang saja," katanya
Tentang Watu Gilang
Berdasarkan catatan detikJogja, sejarah Watu Gilang erat kaitannya dengan sosok Panembahan Senopati. Juru Kunci Petilasan Gilanglipuro, Untoro menyebut Panembahan Senopati mendapat wahyu Mataram Islam itu di Kauman, Gilangharjo.
"Lalu Danang Sutawijaya disuruh Ki Ageng Pemanahan mengembara di alas Mentaok," ujarnya saat di Kauman, Gilangharjo, Pandak, Bantul, Minggu (10/3).
Ketika mengembara itu, Danang Sutawijaya atau yang dikenal Panembahan Senopati menemukan belik atau sumber air. Uniknya, di tengah belik itu terdapat batu
"Dan batu itu dipergunakan Danang Sutawijaya untuk bermunajat atau bertapa, memohon doa kepada Allah SWT dan mendapatkan wahyu, masyarakat sini menyebutnya wahyu Lintang Johar," ucapnya.
Watu Gilang Petilasan Gilanglipuro terbuat dari batu andesit masif yang dipahat berbentuk persegi panjang dengan profil berbentuk takikan pada satu sisinya. Watu gilang ditempatkan di atas landasan yang terbuat dari plesteran semen berukuran 205 cm x 106 serta tingginya 44 cm.
Landasan tersebut diberi selubung dari kain berwarna putih. Watu Gilang Petilasan Gilanglipuro juga diberi struktur penutup berupa kerodong kayu dan kelambu dari kain yang juga berwarna putih.
Watu Gilang juga berada di dalam bilik bangunan berdenah persegi dengan emper pada bagian depannya. Bangunan menghadap arah timur. Bilik bangunan berukuran 4,5 m x 4,5 m dengan tinggi dinding 3,3 m serta tinggi atapnya 3,91 m.
Pada tahun 1568 di tempat Watu Gilang dan belik di mana Danang Sutawijaya pernah bersemedi didirikan bangunan petilasan. Pembangunan petilasan ini diprakarsai oleh Pakubuwono II.
Kemudian pada tahun 1746 belik ditimbun tanah lalu di atas tanah tersebut didirikan bangunan petilasan yang baru.
"Seiring berjalannya waktu, Pakubuwono II ditimbun diuruk, lalu dibuat bangunan seperti sekarang ini. Sehingga menjadi petilasan eyang Panembahan Senopati," katanya.
(ams/cln)