Kisah di Balik Penamaan Museum Mpu Tantular

Kisah di Balik Penamaan Museum Mpu Tantular

Sri Rahayu - detikJatim
Senin, 30 Des 2024 14:10 WIB
Koleksi Museum Mpu Tantular Sidoarjo
Koleksi di Museum Mpu Tantular Sidoarjo (Foto: Sri Rahayu/detikJatim)
Sidoarjo -

Nama Museum Mpu Tantular ternyata bukan sekadar nama. Ternyata, penamaan museum ini memiliki makna mendalam yang erat kaitannya dengan sosok Mpu Tantular, seorang pujangga besar dari masa Kerajaan Majapahit.

"Mpu Tantular dikenal sebagai pengarang Kakawin Sutasoma, di mana filosofi 'Bhinneka Tunggal Ika' berasal. Filosofi ini menegaskan pentingnya persatuan dalam keberagaman, dan nilai inilah yang ingin diangkat melalui penamaan museum," ungkap praktisi sejarah Begandring Soerabaia, Kuncarsono saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (30/12/2024).

Pada awalnya, museum ini berdiri dengan nama Stedelijk Historisch Museum di Jalan Pemuda, Surabaya, pada tahun 1933. Godfried von Faber, seorang kolektor asal Jerman, menjadi sosok utama di balik pendiriannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Museum ini dulunya berfokus pada koleksi benda-benda bersejarah yang mencerminkan budaya Jawa Timur, baik dari masa prasejarah hingga kolonial.

Setelah kemerdekaan Indonesia, museum ini diambil alih oleh pemerintah Jawa Timur. Pada tahun 1974, nama museum diubah menjadi Museum Mpu Tantular untuk menegaskan identitas lokal yang kuat dan filosofi yang mendalam.

ADVERTISEMENT

"Perubahan nama ini menjadi momen penting untuk menunjukkan museum ini sebagai simbol kebudayaan Jawa Timur," jelas Kuncar.

Sementara itu, Kepala UPT Museum Negeri Mpu Tantular, Sadari mengatakan, upaya konservasi modern telah dilakukan untuk menjaga kondisi koleksi tersebut. Tak hanya itu, pengelolaan koleksi dilakukan dengan sistem yang lebih profesional di lokasi baru di Sidoarjo.

Koleksi Museum Mpu Tantular SidoarjoKoleksi Museum Mpu Tantular Sidoarjo Foto: Sri Rahayu/detikJatim

"Kami memastikan perawatan dilakukan secara berkala agar koleksi tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh pengunjung," katanya.

Dengan lebih dari 15.000 koleksi, Museum Mpu Tantular kini menjadi pusat edukasi sejarah dan budaya yang penting di Jawa Timur. Sedari juga menjelaskan, museum sering mengadakan pameran tematik dan program edukatif untuk menarik minat masyarakat.

"Tujuan kami bukan hanya menjaga benda-benda bersejarah, tetapi juga mendidik masyarakat agar lebih memahami sejarah dan budaya lokal," imbuhnya.

Saat ini museum memiliki lebih dari 15.000 koleksi dari berbagai kategori. Koleksi tersebut meliputi arkeologi, numismatik (mata uang kuno), etnografi, keramik, dan seni rupa tradisional.

"Koleksi-koleksi ini mencakup periode panjang, mulai dari prasejarah, Hindu-Buddha, kolonial, hingga masa modern," ujar Sadari.

Beberapa koleksi unggulan museum adalah artefak peninggalan Kerajaan Majapahit, seperti prasasti kuno dan peralatan tradisional hingga emas.

Dalam kesempatan ini, Puguh Wiratmo, pemandu museum juga mengatakan hal yang serupa. Museum Mpu Tantular memiliki lebih dari 15.000 koleksi serta koleksi unggulan seperti emas yang ditemukan di Kediri.

"Ini Hiasan Garudeya terbuat dari emas 22 karat berat, 1.163 gram. Fungsinya bisa untuk kalung, sabuk. Peninggalan raja Kediri ditemukan di Kediri tahun 1989 yang menemukan namanya Seger," tandasnya.




(irb/hil)


Hide Ads