Ereveld Kembang Kuning merupakan satu di antara tujuh makam kehormatan Belanda yang ada di Indonesia. Makam ini dikelola oleh Oorlogsgravenstichting (OGS) atau yayasan pemakaman perang Belanda.
Ereveld Kembang Kuning sudah ada sejak tahun 1947. Makam kehormatan Belanda ini dihuni oleh korban perang yang meninggal pada periode tahun 1942-1950. Ereveld ini juga menjadi jejak sejarah panjang dan pentingnya pengakuan terhadap jasa para korban perang di Indonesia.
"Kalau saya bisa bilang, tentang Ereveld ini, ada di bawah yayasan OGS (Oorlogsgravenstichting). Adanya Ereveld ini untuk pemakaman bagi korban perang. Termasuk mereka yang meninggal periode 1942-1950," ujar Opzichter Ereveld Kembang Kuning, Audry S. Latuputty kepada detikJatim, Kamis, (21/11/2024).
Audry menjelaskan makam kehormatan Belanda Ereveld Kembang Kuning tak hanya dihuni para tentara Belanda, tetapi juga ada sejumlah golongan yang turut disemayamkan di makam itu.
"Jadi, banyak korban perang dari golongan apa saja, ada orang Indonesia, Belanda, Tionghoa, Dewasa, Anak-anak, Muslim, Buddha dan Yahudi. Mereka semua adalah korban perang, sejarahnya dulu Ereveld ada 22 tempat. Tapi, karena ada pemerintah Indonesia saat itu meminta peralihan, mereka meminta menjadi tujuh tempat (Ereveld)," terangnya.
Tujuh makam Ereveld itu tersebar di berbagai kota, yakni 2 di Jakarta, 2 di Semarang, 1 di Cimahi, 1 di Pandu, Bandung, dan satu di Surabaya. Di antara makam-makam itu, Ereveld Kembang Kuning di Surabaya menjadi tempat peristirahatan yang mayoritas merupakan prajurit angkatan laut.
"Karena mungkin Surabaya kota angkatan laut mungkin ya, jadi banyak pangkalan militer angkatan laut disini. Selain itu, juga banyak marinir-marinir yang dimakamkan di Ereveld ini. Kita sendiri (Ereveld Kembang Kuning) total ada hampir 5.000 makam dengan luas sekitar 4,5 hektar," urainya.
"Ereveld Kembang Kuning menjadi nomor 2 terbesar, yang pertama di Semarang, kita nomor 2. Sementara, tanda makam terbanyak ada di Leuwigajah dan tanda makam terbanyak kedua ada di sini, nomor 2 paling besar dan nomor 2 paling banyak ada di Ereveld ini," sambungnya.
Terkait perbedaan ukuran batu nisan, Audry menerangkan bahwa ukuran nisan kecil itu adalah makam anak-anak. Sementara makam Kristen dengan relief seperti bunga merupakan makam perempuan dewasa, untuk laki-laki batu nisannya berwujud seperti tanda salib biasa.
"Bisa dilihat di sini, yang ukuran kecil makam anak-anak, belakangnya yang lebih besar itu dewasa. Terus yang salib seperti berbentuk kembang atau bunga itu perempuan. Lalu di sana ada batu setengah nisan setengah lingkaran itu Buddha, sebelah barat Muslim dan ada dua makam orang Yahudi," kata Audry.
Pantauan detikJatim saat berkunjung ke sana terlihat ada sejumlah petugas yang memotong rumput di berbagai blok. Petugas pemotong rumput mengitari setiap blok di seluruh makam dan memotong sesuai titik di sela-sela batu nisan Ereveld.
Audry menjelaskan Setiap 10 hari, ada pemotongan rumput secara rutin yang dilakukan pegawai di sini. Perawatan ini juga sebagai wujud standar makam kehormatan yang telah ditetapkan Yayasan OGS.
"Ada standar tersendiri yang diterapkan oleh OGS yang berpusat di Den Haag, Belanda. Jadi sekarang kebetulan ada pemotongan rumput yang dilakukan petugas, pemotongan ini rutin setiap 10 hari sekali. Selain itu kami juga menyediakan alat penyiraman melalui teknologi yang otomatis akan menyiram pada waktu yang telah ditentukan," pungkasnya.
Tujuan pembangunan makam Ereveld Kembang Kuning Surabaya. Simak halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)