Kapan Hari Ibu? Begini Sejarah Peringatannya yang Menginspirasi

Kapan Hari Ibu? Begini Sejarah Peringatannya yang Menginspirasi

Mira Rachmalia - detikJatim
Kamis, 14 Nov 2024 07:40 WIB
Diorama Kongres Perempuan Indonesia I di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
Kongres Perempuan Pertama. Foto: Galeri detikEdu dok. Kemdikbud
Surabaya -

Media sosial kemarin diramaikan dengan ucapan selamat Hari Ayah, yang jatuh pada 12 November 2024. Unggahan tentang sosok ayah, mewarnai lini masa. Setelah melewati perayaan Hari Ayah, kita akan segera menemui perayaan Hari Ibu. lantas, kapan Hari Ibu? Berikut informasi lengkap tentang asal-usul perayaan Hari Ibu.

Adanya Hari Ibu merupakan momen penghargaan bagi semua perempuan di Indonesia. Peringatan ini menunjukkan peran dan kontribusi perempuan di tengah banyaknya stigma negatif dan tantangan yang harus dihadapi. Kaum Wanita Indonesia telah membuktikan kemampuannya dalam memimpin, berpolitik, berwirausaha, berkarya di bidang seni dan budaya, serta menjadi motor penggerak kegiatan sosial di masyarakat.

Asal-usul Hari Ibu

Peringatan Hari Ibu di Indonesia jatuh pada tanggal 22 Desember. Penetapan ini merujuk pada peristiwa Kongres Perempuan Indonesia pertama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa ini berlangsung pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta di sebuah gedung Dalem Joyodipuran milik Raden Tumenggung Joyodipero. Kongres Perempuan Indonesia pertama dihadiri sekitar 30 organisasi wanita yang menyebar di Jawa dan Sumatera. Berlangsungnya peringatan

Ada beberapa tujuan penyelenggaraan dari kongres Wanita I, yakni mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan wanita Indonesia. Selain itu, kongres ini juga ditujukan untuk menyambung pertalian antara perkumpulan-perkumpulan wanita Indonesia. Kongres perempuan ini menghasilkan beberapa poin kesepakatan sebagai berikut.

ADVERTISEMENT
  • Mendirikan badan federasi bersama Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI).
  • Menerbitkan surat kabar yang redaksinya dipercayakan kepada pengurus PPPI
  • Mendirikan studifonds (dana belajar) yang akan menolong gadis-gadis tidak mampu.
  • Memperkuat pendidikan kepanduan putri.
  • Mencegah perkawinan anak-anak.
  • Mengirimkan mosi kepada pemerintah agar
    • Secepatnya diadakan fonds(dana khusus) bagi janda dan anak-anak
    • Tunjangan bersifat pensiun (onderstand) jangan dicabut
    • Memperbanyak sekolah-sekolah putri
  • Mengirimkan mosi kepada Raad Agana agar tiap talak diikutkan secara tertulis sesuai dengan peraturan agama.

Pengesahan tanggal 22 Desember menjadi Hari Ibu diinisasi Presiden Sukarno melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 yang ditandatangani pada 22 Desember 1959. Penetapan ini bertujuan agar masyarakat dapat mengenang peran organisasi perempuan bagi masyarakat sejak zaman kolonial.

Makna Penting peringatan Hari Ibu

Beragam isu perempuan yang menjadi pembahasan dalam kongres perempuan pertama yang berlangsung 96 tahun yang lalu itu, masih relevan hingga hari ini. Seperti perdagangan anak-anak dan kaum perempuan, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, serta pernikahan usia dini bagi perempuan.

Kata ibu sendiri memiliki makna majemuk. Tidak hanya digunakan untuk orang yang sudah memiliki anak. Jika menilik kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ibu memiliki beberapa makna lain, panggilan pada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum, serta merujuk pada bagian pokok (ibu jari, ibu kota).

Dari pengertian ini, bisa diambil kesimpulan jika Hari Ibu bukanlah Mother's Day, tetapi sebuah peringatan untuk mengingat kembali sebuah momen ketika para ibu dari berbagai organisasi dan daerah menetapkan berbagai agenda kemerdekaan bangsa, dan perbaikan kualitas hidup perempuan pada Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta.

Makna ini bukan berarti mengecilkan peran kaum ibu yang telah melahirkan, tetapi untuk memberikan ruang kepada seluruh perempuan, baik yang memutuskan menjadi ibu, ataupun yang memutuskan tidak menjadi ibu. Juga untuk perempuan yang sedang berjuang untuk keadilan dirinya, maupun orang lain. Hari ibu adalah hari dimana kaum perempuan bisa saling merangkul satu sama lain, bersolidaritas dan berkolaborasi untuk sistem yang lebih baik.




(ihc/irb)


Hide Ads