Sejarah Sumpah Pemuda, Momen Penting dalam Perjuangan Indonesia

Sejarah Sumpah Pemuda, Momen Penting dalam Perjuangan Indonesia

Firtian Ramadhani - detikJatim
Sabtu, 12 Okt 2024 09:09 WIB
Ilustrasi Sejarah Sumpah Pemuda
Rentetan peristiwa sejarah Sumpah Pemuda. Foto: museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id
Surabaya -

Setiap tanggal 28 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati peristiwa Sumpah Pemuda. Tepat pada hari itu, para pemuda berikrar untuk bersatu dalam satu bangsa, satu tanah air, dan bahasa yang sama, bahasa Indonesia.

Peristiwa ini dicetuskan dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928. Sebelumnya, para pemuda lebih dulu mengupayakan persatuan melalui Kerapatan Besar Pemuda (Kongres Pemuda I) yang dilaksanakan pada 30 April-2 Mei 1926 di Batavia. Lalu, bagaimana rentetan peristiwa menjelang Sumpah Pemuda?

Kongres Pemuda I

Kongres Pemuda I dilaksanakan untuk memajukan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan pemuda kebangsaan, membangkitkan semangat kerja antar pemuda Indonesia serta membentuk dasar kemerdekaan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, Kongres Pemuda I tidak berbuah hasil usai Ketua Kongres, M Tabrani tidak sepakat dengan Mohammad Yamin terkait penggunaan istilah bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Baginya, tanah air dan bangsa bernama Indonesia, maka bahasa juga sama bahasa Indonesia.

Meski demikian, Kongres Pemuda I telah menunjukkan adanya pemahaman satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.

ADVERTISEMENT

Kongres Pemuda II

Kongres Pemuda II dilaksanakan selama dua hari pada 27-28 Oktober 1928. Dalam peristiwa itu, terjadi pembagian tiga rapat, rapat pertama pada 27 Oktober 1928, rapat kedua dan ketiga diselenggarakan pada 28 Oktober 1928. Pada masa itu, para pemuda ingin menjaga persatuan dalam semangat perjuangan.

Pada masa itu pemuda terbagi dalam organisasi-organisasi daerah. Sehingga pemuda merasa perlu ada himpunan bersama organisasi tunggal yang mengakomodasi kepentingan bersama, yang tidak terbatas pada kepentingan daerah masing-masing.

Adanya keinginan untuk bersatu itu, sejumlah organisasi pemuda turut menghadiri Kongres Pemuda II, di antaranya PPPI, Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Ambon, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Jong Bataks Bond.

Dalam Kongres Pemuda II pun dibentuk panitia perwakilan sejumlah organisasi-organisasi pemuda dengan susunan berikut.

  • Ketua: Soegondo Djojopoespito (PPPI)
  • Wakil Ketua: R. M. Djoko Marsaid (Jong Java)
  • Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
  • Bendahara: Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
  • Pembantu I: Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
  • Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
  • Pembantu III: R. C. L. Senduk (Jong Celebes
  • Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
  • Pembantu V: Mohamad Rocjani Soe'oed (Pemuda Kaoem Betawi)

Kongres Pemuda II juga dilaksanakan di tiga lokasi berbeda di Jakarta. Di antaranya, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Gedung Indonesisch Huis Kramat, dan Gedung Oost-Java Bioscoop sebagai berikut.

1. Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Lapang Banteng

Lokasi Kongres Pemuda II kini menjadi Yayasan Pendidikan Santa Ursula. Rapat pertama di tempat ini diadakan pada 27 Oktober 1928, yang dipimpin Sugondo Djojopuspito.

Dalam sambutannya, ketua mengungkapkan keinginan untuk memperkuat semangat persatuan di kalangan pemuda. Mohammad Yamin menjelaskan pentingnya persatuan untuk pemuda, mengidentifikasi lima faktor yang mendukung persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, pendidikan, hukum adat, dan kemauan.

2. Gedung Indonesisch Huis Kramat

Gedung ini menjadi tempat rapat pada 28 Oktober 1928, yang pada waktu itu berlokasi di Jalan Merdeka Utara, namun sekarang sudah tidak ada. Pada rapat kedua, pembicara Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro membahas pendidikan kebangsaan yang menekankan pentingnya pendekatan pendidikan yang demokratis.

3. Gedung Oost-Java Bioscoop

Lokasi ketiga adalah gedung yang dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda, terletak di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Tempat ini memiliki makna penting karena menjadi lokasi pembacaan rumusan Sumpah Pemuda dan diskusi mengenai nasionalisme, demokrasi, serta peran gerakan kepanduan untuk anak-anak sejak dini.

Usai perdebatann itu terjadi dalam suatu rangkaian acara. Kongres Pemuda II dinyatakan selesai dan menghasilkan sejumlah putusan. Putusan ini dikenal sebagai Sumpah Pemuda dan diikrarkan bersama-sama.

Putusan Sumpah Pemuda

Pertama, Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kedua, Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Usai putusan Sumpah Pemuda itu, rapat kongres mengeluarkan keyakinan asa yang wajib digunakan seluruh perkumpulan bangsa Indonesia. Dasar persatuan ini diperhatikan untuk mengeluarkan keyakinan persatuan Indonesia.

Keyakinan persatuan Indonesia adalah kemajuan, sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kepanduan. Lalu, keluar pengharapan agar putusan Sumpah Pemuda ini disiarkan luas ke berbagai surat kabar serta dibacakan di rapat berbagai perkumpulan.

Makna Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda memiliki sejumlah makna penting dan mendalam. Berikut beberapa makna penting peristiwa Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober.

Adanya persatuan dan kesatuan dalam Sumpah Pemuda menekankan pentingnya persatuan di seluruh rakyat Indonesia, tanpa membedakan suku, agama, atau daerah asal, yang menjadi dasar semangat kebangsaan.

Kemudian muncul identitas nasional dalam teks Sumpah Pemuda yang menunjukkan bahwa meskipun Indonesia terdiri dari berbagai etnis dan budaya, sehingga ada satu identitas nasional yang harus diutamakan.

Lebih lanjut, terdapat pula komitmen terhadap tanah air, yang mana Sumpah Pemuda mencerminkan rasa cinta dan komitmen pemuda kepada tanah air, serta menegaskan kesetiaan mereka terhadap kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

Tidak hanya itu, para pemuda juga memiliki semangat perjuangan sehingga teks ini menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda, untuk terus berjuang bersama-sama demi kemerdekaan bangsa dan meraih cita-cita bersama.

Terakhir, demokrasi dan keadilan dalam Sumpah Pemuda juga mencerminkan keinginan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan demokratis. Setiap individu memiliki hak yang setara untuk menyiarkan rasa kebangsaan dan persatuan itu pada berbagai pers di dunia.

Perayaan Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober bisa dijadikan inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk bersatu dan menghargai perbedaan sebagai keunikan, bukan sebagai pemicu perpecahan atau konflik. Melalui persatuan, generasi muda bisa membawa negara ini menjadi lebih maju ke arah yang lebih baik.




(ihc/irb)


Hide Ads