Mengenalkan sejarah kepada generasi muda menjadi pekerjaan rumah yang tak mudah dilakukan. Namun, bukan berarti mustahil dilakukan.
Hal ini yang diungkapkan sejarawan Nanang Purwono, dari Komunitas Aksara Jawa Surabaya. Ia mengatakan, salah satu tantangan terbesar dalam mengenalkan sejarah kepada generasi muda adalah persepsi bahwa sejarah dianggap berat dan tua.
Ketua Puri Aksara Rajapatni ini mengatakan, dalam era digital yang didominasi tren dan teknologi, anak muda cenderung menjauh dari sejarah karena menganggapnya tidak relevan dengan kehidupan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini sejarah dianggap berat dan tua. Buat sejarah itu ringan dan muda," ujar Nanang kepada detikJatim, Rabu (9/10/2024).
Menurutnya, salah satu cara untuk mendekatkan anak muda dengan sejarah adalah melibatkan mereka langsung dalam perancangan kegiatan yang berhubungan dengan sejarah.
"Keterlibatan anak muda dalam perancangan kegiatan yang mengandung sejarah dan sesuai dengan jiwa anak muda akan membuat mereka relevan dengan sejarah," tambahnya.
Dia menekankan, sejarah bukan hanya milik orang dewasa atau orang tua saja, tetapi bisa menjadi bagian dari kehidupan anak muda jika disajikan dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.
Nanang menegaskan untuk membuat sejarah lebih relevan di mata anak muda, perlu ada pendekatan yang sesuai dengan dunia mereka. Salah satu caranya adalah dengan memberikan kesempatan kepada anak muda untuk terlibat aktif dan berpendapat.
"Ajak mereka ngomong dan mengeluarkan pendapat," tuturnya.
Menurutnya, two way communication sangat penting untuk menarik minat anak muda terhadap sejarah.
Digitalisasi Bukan Musuh, Tapi Kawan untuk Populerkan Sejarah
Di era digital yang serba cepat ini, banyak pihak menganggap tren digital sebagai ancaman bagi popularitas sejarah di kalangan anak muda. Namun, Nanang memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, digitalisasi bukanlah musuh bagi sejarah, melainkan justru kawan yang bisa dimanfaatkan untuk mempopulerkan sejarah.
"Digitalisasi bukan musuh tapi kawan. Digital harus dimanfaatkan," kata Nanang.
Ia menjelaskan, teknologi digital bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk memperkenalkan sejarah kepada generasi muda. Namun, agar teknologi ini dapat digunakan secara maksimal, anak muda perlu lebih dulu mengenal sejarah mereka sendiri.
"Untuk bisa memanfaatkan digitalisasi, maka mereka harus tahu dimanfaatkan untuk apa. Karenanya mereka harus kenal terhadap sejarah itu sendiri agar bisa memanfaatkan digitalisasi untuk kepentingan sejarah," tambahnya.
Nanang juga menekankan pentingnya mengenalkan sejarah melalui fakta-fakta masa lalu yang relevan dengan kehidupan anak muda saat ini. "Untuk memudahkan mereka mengenal sejarah, mereka harus kenal masa lalunya atau sejarahnya sendiri. Lalu sejarah kotanya," jelasnya.
Dengan pemanfaatan teknologi digital yang tepat, sejarah dapat lebih mudah diakses dan dipahami oleh generasi muda, sehingga memungkinkan mereka untuk tetap terhubung dengan masa lalu di tengah perkembangan tren digital yang pesat.
(hil/iwd)