Masyarakat Jawa Timur memiliki tradisi unik menyabet kaki anak dengan belut agar bisa cepat jalan. Tradisi ini masih dipercaya sebagian orang tua hingga sekarang. Seperti yang baru-baru ini viral di media sosial.
Video tersebut diunggah akun TikTok @mutyamutyari, yang menunjukkan seorang pria dan wanita tengah menyabetkan belut ke kaki seorang bayi. Keterangan video itu, "POV: Anakmu adalah cucu orang asli Banyuwangi".
Pengunggah, yang juga ibu si bayi menjelaskan, anaknya sudah berusia 11 bulan, namun belum bisa berjalan. Menurutnya, tradisi ini dilakukan masyarakat Banyuwangi, dan tidak ada salahnya selama tidak bertentangan dengan agama dan sains. Video ini pun viral mendapatkan 2,4 juta penonton dan 55 ribu likes, dan berbagai komentar dari warganet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktanya, memukul belut ke kaki anak merupakan bagian dari mitos yang berkembang di masyarakat, dan tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Proses perkembangan anak berlangsung secara alami, dan kecepatan belajar berjalan setiap anak bervariasi.
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa tindakan seperti memukul atau mencambuk kaki anak dengan belut bisa mempercepat proses belajar berjalan. Menurut pandangan ahli, menaruh atau memukul belut ke kaki anak merupakan tindakan berbahaya dan tidak bijaksana.
Sebab, menyabet belut ke kaki anak justru berpotensi menyebabkan cedera fisik, dan menimbulkan risiko seperti gigitan belut atau infeksi jika kulit anak terluka. Tidak hanya itu, tindakan ini juga membuat anak mengalami trauma emosional, bahkan dapat memicu ketakutan dan kecemasan pada anak.
Sebagai gantinya, anak membutuhkan dukungan, pengasuhan penuh kasih, serta latihan yang sesuai tahap perkembangannya. Orang tua sebaiknya menggunakan cara-cara yang aman dan efektif dalam membantu anak mencapai tonggak perkembangan.
Setiap anak memiliki waktu yang berbeda untuk mulai berjalan, tergantung pada faktor genetik, lingkungan, dan perkembangan individual. Dalam mendukung perkembangan fisik anak, penting untuk memilih aktivitas yang aman, seperti bermain di taman, berjalan-jalan, atau mengikuti kegiatan fisik yang sesuai usianya.
Dan, untuk memastikan anak tumbuh sehat, orang tua perlu menyediakan lingkungan yang aman, penuh kasih sayang, dan mendukung. Hindari praktik-praktik yang dapat membahayakan kesejahteraan anak. Jika orang tua merasa khawatir tentang perkembangan anak, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis atau ahli perkembangan anak.
Meski tradisi sabet belut hanyalah mitos, masih banyak masyarakat yang mempercayai dan menjalankan tradisi ini. Kondisi ini dipengaruhi kepercayaan dari mulut ke mulut bahwa setelah menyabet kaki bayi dengan belut, si bayi langsung bisa jalan.
Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ihc/irb)