Ramainya pemberitaan program makan siang bergizi gratis yang menjadi janji kampanye presiden dan wakil presiden terpilih, membangkitkan lagi ingatan tentang konsep makan bergizi "4 sehat 5 sempurna". Namun, ternyata konsep ini sudah digantikan dengan pedoman "isi piringku".
Kementerian Kesehatan juga telah merekomendasikan makan dengan konsep "isi piringku" untuk mencegah stunting. Lalu apa perbedaan konsep "4 sehat 5 sempurna" dan "isi piringku"? Pilihan mana yang lebih baik? Ini panduan makanan sehat untuk anak.
Konsep 4 Sehat 5 Sempurna Vs Isi Piringku
Detikers pasti sudah familiar dengan konsep "4 sehat 5 sempurna" sebagai menu makanan ideal yang bergizi. Konsep yang sudah diperkenalkan sejak 1950 ini mencantumkan menu makanan 4 sehat yang mengandung makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Sedangkan 5 sempurna merajuk pada susu yang dianggap menyempurnakan konsep ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, seiring dengan perkembangan ilmu serta adanya penyempurnaan oleh para ahli gizi, konsep ini digantikan dengan gizi seimbang sebagai pedoman gizi harian. Pembagian porsi makanan pokok, lauk pauk, buah, dan sayur untuk makan memakai pendekatan "isi piringku" dilengkapi panduan dalam membiasakan perilaku hidup sehat.
"Isi piringku" bukan hanya mengatur jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap kali makan, tetapi juga memberikan informasi terkait porsi yang sebaiknya dikonsumsi agar memenuhi kebutuhan gizi dalam satu hari.
Cegah Stunting dengan Isi Piringku
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita (anak di bawah usia 5 tahun) akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, seperti dikutip dari laman Indonesia Baik. Stunting sendiri menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia hingga saat ini.
Stunting bisa dicegah sejak kehamilan dengan ibu hamil rutin meminum tablet penambah darah. Ibu hamil juga diwajibkan periksa kehamilan minimal enak kali dengan dua kali dilakukan dokter menggunakan USG.
Setelah bayi lahir, stunting bisa dicegah dengan memberikan ASI eksklusif enam bulan, dan dilanjutkan hingga usia dua tahun. Tidak kalah penting, bayi harus dipantau pertumbuhan dan perkembangannya dengan mengikuti posyandu setiap bulan dan imunisasi.
Ketika berusia enam bulan dan mulai mendapatkan tambahan asupan dari makanan, bayi harus cukup mendapatkan protein hewani. Kementerian Kesehatan telah melakukan langkah-langkah pencegahan, di antaranya menjalankan rekomendasi Isi Piringku dalam sekali makan untuk mengatasi stunting.
Panduan Isi Piringku
Konsep "isi piringku" yang disusun Kementerian Kesehatan merupakan kampanye konsumsi makanan sesuai gizi seimbang. Dalam satu piring, setiap kali makan, setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya dengan makanan pokok dan lauk pauk.
1. Makanan Pokok
Makanan pokok yang dimaksud adalah sumber karbohidrat. Jenisnya pun beragam disesuaikan dengan keadaan tempat, budaya, serta kearifan lokal. Contohnya beras, jagung, singkong, ubi, talas dan sagu. Makanan pokok menempati 2/3 dari setengah isi piring dalam satu kali makan
2. Lauk Pauk
Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan nabati. Lauk pauk hewani seperti daging, unggas, ikan, telur, susu, dan hasil olahannya. Sedangkan, lauk pauk nabati berupa tahu, tempe, kacang-kacangan. Lauk pauk disarankan menempati 1/3 porsi dari 1/2 piring.
3. Sayur-sayuran
Sayur-sayuran merupakan sumber vitamin dam mineral, terutama karoten, vitamin A, vitamin C, zat besi, dan fosfor. Beberapa sayuran dapat dikonsumsi tanpa proses memasak. Porsi sayur-sayuran menempati 2/3 dari 1/2 piring.
4. Buah-buahan
Buah-buahan mirip seperti sayur-sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral sekaligus serat pangan. Porsi buah menempati 1/3 dari 1/2 isi piring.
5. Perilaku Hidup Sehat
Selain porsi makanan, kampanye "isi piringku" juga mencantumkan anjuran minum air putih delapan gelas sehari, demi menjaga kesehatan tubuh dari dehidrasi. Selain itu, langkah ini juga memelihara fungsi ginjal, mengurangi risiko kanker kandung kemih, memperlancar pencernaan, perawatan kulit, dan dapat mengontrol kalori.
Kemenkes juga menganjurkan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, serta cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Perilaku hidup sehat lainnya, yakni menjaga berat badan ideal. Kelebihan atau penurunan berat badan secara ekstrem dapat menjadi indikator penurunan kesehatan, yang membuat detikers lebih rentan pada berbagai penyakit.
Konsumsi Sayur dan Buah Orang Indonesia
Berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2018, hanya sekitar 4,5% penduduk Indonesia yang mengonsumsi sayur dan buah sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan dan organisasi kesehatan dunia, yaitu lima porsi sayur dan buah setiap harinya. Kampanye "isi piringku" diharapkan mampu meningkatkan konsumsi buah dan sayur masyarakat.
Memahami dan mempelajari "isi piringku" sebagai panduan kebutuhan gizi harian seimbang saja tidak cukup. Yang terpenting adalah komitmen dalam pelaksanaannya, agar dapat meraih manfaat hidup sehat yang maksimal.
(ihc/irb)