Sederet Tradisi Menyambut Idul Adha Berbagai Daerah di Jawa Timur

Sederet Tradisi Menyambut Idul Adha Berbagai Daerah di Jawa Timur

Allysa Salsabillah Dwi Gayatri - detikJatim
Senin, 03 Jun 2024 10:07 WIB
toron suramadu
Tradisi toron di Suramadu jelang Idul Adha (Foto file: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Indonesia mempunyai aneka ragam tradisi dan budaya yang berbeda setiap daerahnya. Salah satunya di Jawa Timur. Ini tradisi menyambut Hari Raya Idul Adha.

Tradisi penyambutan ini memiliki makna dan tujuan masing-masing. Lantas apa saja tradisi untuk menyambut hari raya Idul Adha di Jawa Timur? Yuk, simak info selengkapnya di bawah ini.

Tradisi Menyambut Idul Adha Berbagai Daerah di Jawa Timur

Dikutip dari berbagai sumber, berikut tradisi menyambut Idul Adha di wilayah Jawa Timur :

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. Tradisi Toron di Madura

Terakhir ada tradisi Toron di Madura. Warga Madura mempunyai dua tradisi ketika mudik. Pertama saat Idul Fitri dan yang kedua saat Idul Adha. Pada mudik Idul Adha inilah yang disebut dengan tradisi Toron.

Kata "Toron" berasal dari bahasa Madura yang artinya turun ke bawah. Tradisi ini dirasa menjadi keharusan untuk warga Madura yang mempunyai bekal, biaya transportasi, dalam kondisi sehat, dan memiliki waktu.

ADVERTISEMENT

Toron dilakukan supaya perantau tidak lupa dengan kampung halamannya. Biasanya para perantau pulang kampung untuk silaturahmi dan kumpul bersama keluarga masing-masing.


2. Terater Nasi di Madura

Selanjutnya, ada tradisi terater nasi di Madura. Tradisi Teater merupakan bagi-bagi nasi kepada tetangga atau warga sekitar. Tujuan tradisi ini untuk menjaga silaturahmi antar sesama. Biasanya tradisi ini akan digelar oleh warga Bangkalan.

Kaum hawa akan menyiapkan kue dan menu makanan untuk dibagikan kepada warga dan keluarga sekitar. Umumnya menu yang dibagikan adalah ayam atau daging kambing dengan balutan santan. Selanjutnya dihidangkan dengan nasi putih dan diselingi dengan kue dodol.


3. Tradisi Mepe Kasur di Banyuwangi

Daerah Banyuwangi memiliki tradisi Mepe Kasur jelang Idul Adha. Tradisi ini biasanya digelar oleh masyarakat Suku Osing di Desa Kamiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

Tradisi ini termasuk ke dalam rangkaian upacara adat Tumpang Sewu yang diadakan setiap minggu pertama di Bulan Zulhijah.

Tradisi ini dilakukan dengan menjemur kasur sejak pagi sampai siang hari. Ribuan kasur berwarna hitam dan merah ini akan dijemur dengan berjejer di depan rumah warga. Sesekali warga akan membersihkan debu di kasur dengan cara memukul-mukul kasur tersebut dengan penebah dari rotan.


4. Manten Sapi di Pasuruan

Tradisi Mantan Sapi berasal dari Pasuruan. Tradisi tersebut umumnya diadakan sehari sebelum Idul Adha tiba. Tujuan tradisi ini yakni sebagai penghormatan untuk sapi dan hewan kurban yang akan disembelih pada keesokan harinya.

Dalam tradisi tersebut, sapi kurban juga akan dimandikan dan dihias dengan cantik. Selain itu sapi akan diberi kalung bunga tujuh rupa. Kemudian dibalut dengan kain kafan, serban, dan sajadah. Semua sapi nantinya akan diarak menuju masjid setempat untuk diserahkan kepada panitia kurban.

Masyarakat yang ikut mengarak hewan kurban juga akan membawa bahan pangan seperti minyak goreng, bumbu dapur, beras hingga kayu bakar. Bahan-bahan pangan dan potongan daging kurban tersebut nantinya akan dibagikan bagi warga yang kurang mampu.

Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(hil/fat)


Hide Ads