Indonesia kaya akan keragaman suku dan budaya. Di beberapa wilayah Indonesia juga terdapat upacara adat. Sehingga terdapat banyak sekali upacara adat berbagai tradisi lainnya di Nusantara, salah satunya di Jawa Timur.
Upacara adat merupakan salah satu tradisi masyarakat tradisional yang masih dianggap mempunyai nilai-nilai yang cukup relevan untuk kebutuhan masyarakat pendukungnya.
Lantas apa saja upacara adat yang ada di wilayah Jawa Timur? Simak selengkapnya di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari berbagai sumber, berikut sejumlah upacara adat yang ada di Jawa Timur:
Yadnya Kasada
Yadnya Kasada merupakan salah satu upacara adat yang ada di Jawa Timur. Upacara ini dilakukan oleh masyarakat suku Tengger yang tinggal di kawasan Gunung Bromo. Suku ini tersebar di empat kabupaten sekitar Gunung Bromo, seperti Pasuruan, Malang, Probolinggo, dan Lumajang.
Yadya Kasada menjadi bentuk penghormatan kepada Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) untuk mohon keberkahan dan keselamatan. Masyarakat tengger juga percaya upacara ini akan membuat mereka mendapatkan perlindungan dari Tuhan dan kehidupan akan menjadi harmonis.
Dalam upacara ini, masyarakat Tengger akan mendaki puncak Gunung Bromo pada malam hari. Mereka juga membawa jenis persembahan seperti buah, sayur, beras, hingga hewan ternak. Kemudian persembahan tersebut dilempar ke dalam kawah sebagai tanda permohonan doa dan pengorbanan.
Keduk Beji
Upacara adat Keduk Beji ini dilakukan untuk membersihkan dan menyucikan sumber air. Misalnya saja sungai dan sumur sebelum digunakan oleh masyarakat setempat. Upacara adat ini digelar setiap hari Selasa Kliwon menjelang bulan Sura.
Tradisi ini juga sudah sejak lama dilakukan sebagai momen untuk mengenang hilangnya Raden Ludrojoyo yang sudah berani mengorbankan jiwa dan raganya dengan bertapa. Ia memohon kepada Tuhan untuk menghidupkan mata air di desa tersebut.
Dikutip dari suara.ngawikab, konon pada hari Selasa Kliwon pukul 00.00 terdengar suara ledakan keras. Suara tersebut disertai dengan keluarnya air dari tempat Ludrojoyo bertapa.
Sejak saat itu peringatan Keduk Beji terus dilakukan untuk membersihkan sendang Tawun di Ngawi.
Ruwatan
Ruwatan menjadi upacara adat yang terkenal di Jawa Timur dan masih banyak dilakukan oleh masyarakat asli wilayah ini, termasuk Jawa Timur. Dalam bahasa Jawa, ruwat artinya membuang sial.
Upacara ini biasanya diadakan untuk orang yang sedang mengalami gangguan atau kelainan. Dengan ruwatan, mereka berharap supaya orang tersebut dilimpahkan keberkahan. Baik berupa kesehatan, ketentraman jiwa, dan kesejahteraan. Ruwatan juga dipercaya sebagai ritual untuk penyucian diri dari dosa.
Larung Sembonyo
Larung Sembonyo merupakan upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat lokal di daerah Pantai Prigi, Trenggalek, Jawa Timur. Tradisi ini menjadi bentuk dari rasa syukur atas hasil laut yang disediakan oleh alam.
Tradisi ini lahir dari mitos atau hikayah yang berkembang di masyarakat Teluk Prigi. Hikayat ini menceritakan tentang awal mula dibukanya kawasan alas Teluk Prigi. kemudian menjadi cikal bakal dari terciptanya upacara Larung Sembonyo ini.
Upacara ini dilakukan oleh masyarakat nelayan dan petani, terutama nelayan yang hidupnya bergantung pada teluk Prigi. Hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah membuka alas ini yaitu Tumenggung Yudho Negoro dan empat saudaranya
Kebo-Keboan
Kebo-Keboan menjadi salah satu upacara adat suku Osing yang berada di desa Banyuwangi. Dalam upacara tersebut akan ditampilkan kebo-keboan atau manusia yang dirias menyerupai seekor kerbau.
Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat suku Osing karena hasil panen yang didapatkan. Upacara ini juga berfungsi sebagai upacara bersih desa agar masyarakat terhindar dari bahaya.
Di Banyuwangi masih terdapat dua desa yang masih melestarikan desa ini yaitu Desa Aliyan dan Alasmalang.
Itulah sejumlah upacara adat yang berada di Jawa Timur. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(dpe/iwd)