10 Tradisi Unik Perayaan Paskah di Berbagai Negara

10 Tradisi Unik Perayaan Paskah di Berbagai Negara

Najza Namira Putri - detikJatim
Minggu, 31 Mar 2024 13:29 WIB
Salah satu ciri khas dalam perayaan Paskah adalah tradisi lomba menghias telur untuk anak-anak. Mengapa Paskah identik dengan telur? Simak sejarahnya!
Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Surabaya - Umat Nasrani di seluruh dunia sedang merayakan Paskah, hari ini Minggu (31/3/2024). Di beberapa negara merayakan momen Paskah ini dengan tradisi-tradisi unik.

Hari Raya Paskah merupakan momen pengorbanan Yesus di kayu salib. Kebanyakan perayaan paskah ini memasukkan kearifan lokal budaya.

Berikut ini tradisi perayaan Paskah di berbagai negara:

1. Tradisi Cambuk (Republik Ceko dan Slovakia)

Bagi perempuan yang berdomisili di Republik Ceko dan Slovakia ketika Hari Paskah dianjurkan untuk berdiam di dalam rumah. Sementara, kamu pria maupun anak laki-laki akan berkeliaran menggunakan kostum serta pita. Tujuannya, untuk mencambuk kaum perempuan.

Makna mencambuk tersebut yaitu tradisi Paskah setempat yang berfungsi untuk menguatkan fisik dan kecantikan para wanita.

2. Pesta Kostum (Finlandia)

Tradisi perayaan Paskah di Finlandia adalah pesta kostum ala Halloween. Pesta tersebut bukan sekadar identik dengan malam Halloween. Mayoritas anak-anak di Finlandia biasanya menyamar layaknya nenek sihir lengkap dengan make up serba hitam dan propertinya.

Meski tak jauh beda dengan momen Halloween, anak-anak di Finlandia memakai kostum cosplay tersebut dengan tujuan meminta permen serta jajanan. Maka, tidak bisa dipungkiri tradisi tersebut cukup disukai anak-anak

3. Pohon Rokok (Papua Nugini)

Pada momen Paskah, Papua Nugini memiliki tradisi unik yaitu menghias pohon Paskah. Kegiatan ini dilakukan di depan gereja dengan batang rokok beserta koreknya.

Kemudian, rokok dan korek tersebut dibagikan masyarakat sekitar setelah misa Paskah.

4. Telur Paskah Merah (Yunani)

Telur Paskah identik dengan macam-macam warna yang meriah, namun berbeda di Yunani. Pada wilayah tersebut, seluruh telur Paskah hanya berwarna merah.

Tradisi telur Paskah Merah ini dilakukan masyarakat Nasrani Yunani sebab mereka menilai warna merah sebagai representasi darah Yesus.

Selain itu, menurut mereka warna merah berkaitan dengan warna kehidupan. Serupa dengan telur yang bermakna simbol pembaharuan hidup.

5. Berburu Kelinci Paskah (Selandia Baru)

Perayaan Hari Paskah juga dilakukan di Selandia Baru. Tradisi menyambut hari tersebut dengan berburu kelinci. Perlu diketahui, kelinci merupakan hewan yang identik sebagai ikon Paskah.

Masyarakat Otago di Selandia Baru, acap kali melakukan tradisi unik ini bertujuan untuk membasmi hama kelinci yang berlebihan dari ladang mereka.

Tak jarang, berburu hewan ini dijadikan ajang perlombaan hingga berhadiah uang.

6. Parade Paskah (Amerika dan Inggris)

Di negara Amerika dan Inggris merayakan Hari Paskah dengan Parade. Pada tradisi tersebut, orang-orang menggunakan kostum khusus dengan iringan musik lengkap dengan tarian.

7. Melompati Bayi (Spanyol)

Tradisi unik dalam menyambut Hari Paskah berikutnya adalah melompat bayi mengenakan kostum setan.

Tradisi yang berlangsung di Spanyol ini diselenggarakan empat hari seusai Perayaan Corpus Christi (60 hari pasca Paskah).

8. Omelet Ribuan Telur (Perancis)

Selanjutnya, tradisi Paskah yang dilakukan di Prancis yaitu membagikan omelet yang besar. Omelet tersebut dibuat dengan 15.000 telur sehingga menjadi omelet berukuran raksasa.

Dengan ukuran yang jumbo ini bisa untuk memberi makan ribuan orang.

9. Wet Monday (Ukraina)

Di Ukraina merayakan Hari Paskah dengan tradisi Wet Monday. Pelaksanaannya ketika hari Senin seusai Minggu Paskah. Pada hari tersebut, masyarakat biasanya mengguyur satu sama lain.

10. Kebaktian Paskah (Indonesia)

Saat Paskah, gereja-gereja di Indonesia menyelenggarakan kebaktian khusus. Kegiatan tersebut berlangsung dengan rasa semangat dan didatangi jemaat yang memakai pakaian khusus.

Selama kebaktian paskah tersebut, liturgi dikenakan dalam rangka merayakan kebangkitan Yesus.


Artikel ini ditulis oleh Najza Namira Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.


(hil/fat)


Hide Ads