Arti Perayaan dan Tujuan Paskah Umat Kristiani

Arti Perayaan dan Tujuan Paskah Umat Kristiani

An Nisa Maulidiyah - detikJatim
Sabtu, 30 Mar 2024 14:08 WIB
Empty tomb of Jesus at sunrise with crosses in background
Ilustrasi Paskah (Foto: Getty Images/iStockphoto/RomoloTavani)
Surabaya -

Hari Paskah salah satu perayaan penting umat Kristiani. Saat itu momentum penting di mana Yesus Kristus bangkit dari kematian untuk menebus dosa-dosa manusia.

Melansir dari laman Catholic.org, perayaan Hari Paskah diperingati setiap tahun pada Minggu pertama setelah terjadinya bulan purnama ekuinoks musim semi.

Tahun ini, perayaan Hari Paskah bertepatan dengan hari Minggu, 31 Maret 2024. Meski perayaan Paskah sudah diperingati setiap tahun, namun sebagian orang masih bertanya-tanya apa itu Paskah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, yuk simak penjelasan lengkapnya seputar Paskah berikut ini.


Apa Itu Paskah?

Secara etimologi, istilah paskah berasal dari bahasa Latin yaitu PΓ‘scha. Istilah Paskah dalam bahasa Latin biasanya diturunkan dari kata Paskha atau Pesakh dan Estre/Eostre atau Easte. Sementara dalam bahasa Slavia, istilah Paskah memiliki arti "Hari Agung".

ADVERTISEMENT

Melansir dari laman Britannica, arti paskah adalah hari raya terpenting bagi agama Kristen yang menandakan kebangkitan Yesus Kristus tiga hari setelah kematiannya melalui penyaliban. Kebangkitan tersebut menandakan kemenangan Yesus dari kematian dosa.

Bagi banyak gereja Kristen, Paskah merupakan akhir yang penuh sukacita dari masa Prapaskah yang penuh dengan puasa dan pertobatan. Perayaan Paskah yang tercatat paling awal berasal dari abad ke-2. Peristiwa Paskah merupakan dasar, titik tolak, dan pusat iman Kristen.

Hari paskah dianggap sebagai perayaan Gereja Kristen yang paling penting dan tertua. Hari Raya Paskah diawali dengan masa Prapaskah yaitu masa puasa, doa, dan penebusan doa selama 40 hari.


Arti Paskah Pada Perjanjian Lama

Dilansir dari situs Paskah Indonesia, dalam Perjanjian Lama Paskah atau "Passover" atau "Pesakh" (Ibrani) atau "Pascha" (Yunani) merupakan perayaan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir.

Pada masa itu diadakan upacara "roti tidak beragi" dan "persembahan anak sulung" dengan "upacara korban domba paskah". Hal ini merupakan perintah Tuhan agar dikenang oleh Musa dan bani Israel (Keluaran 12:14,17,21).

Pada masa lalu, umat Tuhan merayakan Paskah dalam berbagai lambang, sebagaimana yang dinyatakan dalam Kolose 2:17 dan Ibrani 10:1.

"Semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus." (Kolose 2:17).

"Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya." (Ibrani 10:1)

Hari raya Paskah pada masa Perjanjian Lama merupakan bayangan dari apa yang akan datang wujudnya adalah Kristus. Pada masa kini, Gereja Tuhan di seluruh dunia merayakan Paskah dalam arti yang sesungguhnya dan sempurna yaitu Kristus Anak Domba Paskah (1 Korintus 5:7-8).


Arti Paskah Pada Perjanjian Baru

Arti Paskah dalam Perjanjian Baru menunjukkan kasih, anugerah, dan kuasa Tuhan yang meluputkan umat milik-Nya dari kutukan dan maut, membebaskan orang percaya dari perbudakan dosa serta memberikan kepastian kebangkitan kekal di akhir zaman, melalui kebangkitan Kristus.

Peristiwa penyaliban, kematian dan kebangkitan Kristus tidak hanya memiliki makna keluaran yang sama dengan Paskah Yahudi. Upacara perjamuan makan "Roti tidak Beragi" yang diadakan pada hari Jumat malam kemudian diubah menjadi "Upacara Perjamuan Malam". Upacara perjamuan itulah yang dijadikan peringatan "Jumat Agung" dalam kalender Kristen.

Dari perayaan mingguan untuk mengenang kebangkitan Yesus tersebut membuktikan dengan jelas bahwa peristiwa kebangkitan Yesus terjadi dalam sejarah, dalam ruang dan waktu. Sebab dalam perayaan "Sabat" yang begitu ketat diikuti oleh umat yahudi dalam praktik umat kristiani dan kini telah berubah menjadi "Hari Tuhan" sebagai kenangan akan hari kebangkitan.


Tujuan Perayaan Hari Paskah

Dikutip dari laman Britannica, Hari Paskah dirayakan oleh umat Kristiani sebagai hari raya yang penuh sukacita karena menjadi bentuk penggenapan dari Perjanjian Lama dan mengungkap rencana penyelamatan Tuhan bagi seluruh umat manusia.

Dalam memperingati Kebangkitan Yesus, Hari Paskah juga menjadi perayaan kekalahan maut dengan harapan keselamatan. Tradisi umat Kristiani menyatakan bahwa dosa-dosa umat manusia telah dibayar oleh kematian Yesus. Kebangkitan-Nya mewakili antisipasi yang dapat dimiliki oleh orang-orang percaya dalam kebangkitan mereka sendiri.


Artikel ini ditulis oleh An Nisa Maulidiyah, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads