Temuan Penting Ekskavasi Candi di Situs Blawu Jombang, Apa Saja?

Temuan Penting Ekskavasi Candi di Situs Blawu Jombang, Apa Saja?

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 21 Nov 2023 01:00 WIB
situs blawu jombang
Situs Blawu di Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto)
Jombang -

Ekskavasi candi di Situs Blawu, Dusun Sumbersari, Desa Sukosari, Jogoroto, Jombang dilanjutkan ke tahap 3. Pada tahap ini, tim arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim menemukan sejumlah temuan penting.

Ekskavasi tahap 3 digelar 14-23 November 2023. Pada hari ketujuh ini, tim ekskavasi berhasil menggali lahan seluas 56 meter persegi dengan kedalaman 1 meter. Ketua Tim Ekskavasi Situs Blawu Vidi susanto mengatakan bangunan purbakala tersebut mengalami kerusakan parah. Banyak pecahan bata merah kuno penyusun candi ditemukan berserakan.

Namun, di antara fragmen bata penyusun candi ditemukan beberapa bata merah kuno yang memiliki ornamen atau hiasan. Ornamen itu terdapat pada lapisan luar bata berbentuk segitiga meruncing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hiasan yang cukup menarik adalah hiasan antefik. Antefik itu bagian sudut-sudut bidang," kata Vidi kepada wartawan di lokasi, Senin (20/11/2023).

situs blawu jombangSitus Blawu Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto)

Selain itu, Vidi juga menemukan beberapa bata yang merupakan hiasan atap candi. Kedua jenis fragmen bata itu menjadi indikasi Situs Blawu dulunya berupa bangunan candi yang tinggi dan beratap.

ADVERTISEMENT

"Artinya, ada bagian-bagian tertentu yang sifatnya ornamentalis dan arsitektural. Ada beberapa bata yang kami duga sebagai hiasan-hiasan menara bagian atap. Itu juga menambah data kami bahwa bangunan ini tinggi sampai ada atapnya," terangnya.

Vidi menjelaskan, terkait dimensi dan pola candi masih sama dengan hasil ekskavasi sebelumnya. Tim ekskavasi belum bisa menggali lebih luas area di sekitarnya. Karena masih ada pembersihan limbah berbahaya dan beracun (B3) dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang.

"Di sisi utara sudah bersih limbahnya, sisi barat sudah dibersihkan dan merambah ke sisi selatan. Satu kali ini belum tuntas memang, tapi ada niatan tahun depan dibuka. Dengan adanya dibuka ini tentu tidak menutup kemungkinan ada indikasi temuan lain yang masih terpendam," jelasnya.

Dimensi maupun pola candi telah berhasil diungkap pada tahap 2 ekskavasi yang berlangsung 10-25 Oktober 2022. Candi di Situs Blawu ini berbentuk bujur sangkar berukuran 9,9 x 9,9 meter. Struktur candi ini hanya menyisakan bagian kaki dengan ketinggian 130 cm. Seluruhnya tersusun dari bata merah kuno berukuran 36x22x9 cm. Tak sedikit juga bata penyusunnya memiliki ketebalan 11 cm.

Bangunan purbakala ini dilengkapi struktur keluar berpola huruf T di setiap sisinya. Yakni sisi utara, barat, selatan dan timur. Sayangnya struktur sisi timur mengalami kerusakan parah. Bagian vertikal dari struktur T ini menempel ke bangunan utama candi. Masing-masing struktur T itu panjangnya 3,3 meter dengan lebar 4,2 meter.

Bangunan utama itu terbentuk dari dinding bata merah yang tebalnya 80 cm sehingga terdapat ruangan di tengahnya seluas 4 meter persegi. Dijelaskan Vidi, candi yang memiliki pola seperti itu merupakan bagunan keagamaan berkonsep mandala. Namun, ia belum menemukan fungsi detail dari bangunan suci tersebut.

"Kami menemukan kesamaan denah seperti itu di Tibet, itu sebagai mandala pusat kosmis untuk keagamaan. Dari struktur ini denahnya seperti denah palang yang umumnya sebagai dasar dari mandala," ungkapnya.

Selain fungsi candi, Vidi juga belum menemukan tahun pembangunan candi. Vidi baru menduga periodesasi candi tersebut dari dimensi bata penyusunya dan beberapa ornamen pada fragmen bata.

Seperti yang diungkapkan pada ekskavasi sebelumnya, bahwa bata penyusun candi di Situs Blawu ini memiliki kemiripan dengan yang ada di Candi Brahu, Trowulan, Mojokerto dan Situs Pandegong di Dusun Kwasen, Desa Menganto, Mojowarno, Jombang. Kedua candi tersebut dibangun pada masa Mpu Sindok, Raja Medang periode Jatim yang berkuasa tahun 924-947 masehi. Sedangkan Kerajaan Majapahit baru berdiri tahun 1293 masehi.

"Periodenya untuk penanggalannya masih cukup relatif. Karena dari awal masih kami indikasikan dari bata, lalu ornamentasinya lazim digunakan di percandian abad ke 8-10 masehi," tandasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads