Puluhan petani di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri menggelar ritual sedekah dawet. Ini dilakukan saat para petani mulai merasakan sulitnya mendapatkan air untuk mengaliri sawah hingga menambah biaya operasional pertanian.
Ritual sedekah dawet oleh warga dan petani diyakini bisa mendatangkan hujan di musim kemarau panjang. Prosesi ritual ini merupakan tradisi turun temurun yang telah dilakukan masyarakat untuk meminta hujan.
Sebelum prosesi dilakukan, dawet yang telah disiapkan dalam kendi dan wadah dikirab dari rumah salah satu perangkat desa menuju Sumber Air Kembangan sejauh 700 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 9 Tradisi Pesantren di Indonesia |
Tiba di Sumber Air Kembangan, prosesi dimulai dari pembacaan doa dilanjut prosesi penuangan dawet ke Sumber Mata Air Kembangan.
Saat prosesi penuangan dawet berlangsung, puluhan perwakilan kelompok tani secara spontan melempar dan menyiram dawet ke sesama petani yang dinamakan sawur dawet atau perang dawet. Selanjutnya mereka terlibat aksi saling lempar dawet, hingga pakaian dan celana menjadi basah.
![]() |
Kades Paron, Buyung mengatakan kegiatan tersebut sengaja digelar untuk mewadahi aspirasi para petani di wilayahnya. Sebab, mereka saat ini tengah kekurangan air untuk lahan pertanian menyusul kemarau yang cukup panjang ini.
"Kegiatan ini dilakukan saat terjadi kemarau panjang. Terakhir kegiatan ini dilakukan pada tahun 2019 lalu, juga saat terjadi kemarau panjang, dan sungai banyak yang mengering," jelas Buyung. Selasa (7/11/2023).
Baca juga: 3 Budaya Unik dari Jawa Timur |
Sementara Toyib, salah satu petani mengatakan sedekah dawet memiliki makna jika warga Desa Paron mendapat limpahan rahmat, rezeki seperti layaknya minuman dawet. Di samping itu, karena saat ini mengalami kemarau panjang, para petani berharap berkah turunnya hujan.
"Para petani berdoa bersama di tempat ini untuk meminta Allah SWT memberikan berkah berupa hujan, untuk mengairi persawahan petani," kata Toyib.
Toyib menambahkan, dawet ini sebagai sarana sedekah lantaran jenis makanan tradisional yang terasa manis sekaligus bentuknya yang cair.
"Itu mengarah pada simbolisasi fungsi air bagi kehidupan," tegasnya.
(irb/fat)