Ancaman Petani Tembakau Ponorogo Saat Musim Hujan

Ancaman Petani Tembakau Ponorogo Saat Musim Hujan

Charolin Pebrianti - detikJatim
Jumat, 29 Nov 2024 09:30 WIB
Petani Tembakau Ponorogo
Petani tembakau Desa Tatung (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

60 Hektare lahan tembakau milik puluhan petani di Desa Tatung, Kecamatan Balong, Ponorogo, terancam merugi. Itu dampak musim hujan telah tiba.

Pasalnya saat musim hujan tiba, petani tidak bisa mendapatkan daun yang berkualitas baik. Lantaran, lahannya terendam banjir.

Bahkan petani juga kesulitan menjemur daun tembakau karena hujan terus menerus. Nilai jual daun pun merosot tajam. Puluhan petani harus gigit jari karena merugi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mati ini tembakaunya, sarinya sudah habis, tapi ya terpaksa harus dipanen meskipun harus rugi,"kata salah satu petani tembakau, Sumarto kepada wartawan, Jumat (29/11/2024).

Sumarto menambahkan seluruh tanaman tembakaunya layu dan bisa dipastikan mati karena lahan sawahnya kini terendam air banjir. Ia pun terpaksa harus memanen dini seluruh daun tembakau miliknya.

ADVERTISEMENT

"Biasanya rajang kualitas baik bisa dihargai mulai Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu, namun untuk tembakau yang terendam banjir hanya dihargai maksimal Rp 15 ribu, turun separuh harga," terang Sumarto.

Sementara Kepala Desa Tatung, Rudi Sugiharto menambahkan dari 120 hektare lahan pertanian yang ada di desanya. Sekitar 60 hektare ditanami tembakau. Masyarakatnya sangat bergantung ke tanaman tembakau.

"Saat ini seluruh lahan tembakau di Desa Tatung terendam air, karena curah hujan yang cukup tinggi di beberapa minggu terakhir," papar Rudi.

Menurutnya, sebagian besar petani tembakau di desanya masih memanen 3 hingga 5 kali daun tembakau. Biasanya daun paling atas memiliki harga paling mahal karena kualitas terbaik.

"Hanya bisa dipanen semampunya, karena kemampuan petani untuk mengeringkan tembakau juga terbatas, tetap dipanen, tapi proses pengeringannya terhambat," pungkasnya.




(irb/fat)


Hide Ads