Petilasan Mbah Singo Joyo di Made Krajan berupa punden yang berada di bawah pohon rindang berbalut kain merah putih. Di luar punden itu terdapat patung singa yang berada di pertigaan jalan.
Kampung Made adalah salah satu perkampungan yang terletak di Kecamatan Sambikerep, Surabaya Barat berbatasn langsung dengan Kabupaten Gresik. Desa itu memang tak bisa lepas dari peran sosok bernama Mbah Singo Joyo.
Di dalam petilasan Mbah Joyo ada patung 2 macan yang konon menjadi manifestasi atas kembalinya macan Mbah Joyo setelah pergi meninggalkan sesepuh Kampung Made itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keman, juru kunci punden Mbah Singo Joyo mengatakan setiap Kamis Kliwon malam Jumat Legi masyarakat sekitar menggelar ritual doa bersama di punden itu. Selain warga sekitar, beberapa warga luar kota hingga luar pulau Jawa datang untuk menggelar ritual doa.
"Kadang warga sini atau luar (Made) kalau punya hajat berdoa di sini, mendoakan Mbah Joyo biar bisa mendapatkan berkah dari beliau. Biar lancar juga," kata Keman kepada detikJatim, Kamis (13/9/2023).
Keman menambahkan selain itu ada tradisi yang digelar setiap tahun bernama Tegal Deso atau sedekah bumi. Hingga kini warga Made masih mempertahankan tradisi itu.
Sejak berpuluh tahun lalu sedekah bumi digelar setiap tahun sebagai ungkapan syukur bumi masih memberi penghidupan. Pusat kegiatannya berlangsung di punden Mbah Joyo.
"Punden Mbah Joyo ini sebagai tempat pertemuan, sudah puluhan tahun lalu sejak saya kecil sering digunakan untuk berkumpul dan menggelar ritual doa. Ini karena memang punden ini tempat bertemunya Mbah Joyo dengan Macan yang pergi tapi kembali lagi," katanya.
Perhelatan sedekah bumi yang digelar warga Made tak bisa lepas dari makanan khas nasi tumpeng dan ayam panggang. Tumpeng melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Seiring perkembangan zaman, bentuk tumpeng menjadi lebih variatif. Bahkan ada pula warga yang membawa tumpeng raksasa. Adapun ayam panggang, jadi simbol peringatan agar manusia tak berlaku seperti ayam.
"Punden Mbah Joyo ini tempat orang-orang berkumpul tak peduli apapun latar belakang suku, agama, ras, dan kelompoknya. Semua berkumpul jadi satu dan menjadi percontohan tempat lain dalam menggelar sedekah bumi," imbuhnya.
Dalam perayaan sedekah bumi, warga biasa menggelar pertunjukan wayang atau ludruk. Perayaannya meriah laiknya kemeriahan hari keagamaan. Berbagai penganan disajikan, termasuk jajanan tradisional wajib yakni kucur, tape, ketan, onde onde, koci koci, dan rengginang.
"Kalau siang ada Gulat okol yang menjadi budaya warga Made. Bulan ini Sedekah Bumi kita gelar di Punden. Nanti masnya jangan lupa datang," pungkas Keman.
(dpe/dte)