Untuk pertama kalinya Gapura Bajangratu di Mojokerto diekskavasi usai pemugaran 31 tahun silam. Penggalian arkeologi berhasil menemukan pagar timur dan barat gapura kuno peninggalan Majapahit tersebut.
Gapura Bajangratu di Dusun Kraton, Desa Temon, Trowulan Mojokerto selama ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah Majapahit. Karena selain strukturnya yang unik dan sarat akan relief, gapura kuno ini dikelilingi taman yang cantik dan tertata rapi.
Tinggi gapura model paduraksa ini mencapai 16,5 meter. Sedangkan luasnya 11,5 x 10,5 meter persegi. Persis di dengahnya terdapat lorong pintu yang lebarnya sekitar 1,4 meter. Gapura Bajangratu ditemukan kolonial Belanda tahun 1915.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situs purbakala ini baru dipugar tahun 1989 sampai 1992 atau 31 tahun silam. Nah, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim bekerja sama dengan Disbudporapar Kabupaten Mojokerto menggelar ekskavasi untuk pertama kalinya terhadap Gapura Bajangratu.
"Ekskavasi selama 6 hari, mulai 6 sampai 12 September 2023," kata Ketua Tim Ekskavasi Gapura Bajangratu, Muhammad Ichwan kepada detikJatim di lokasi, Senin (11/9/2023).
Arkeolog BPK Wilayah XI Jatim ini menjelaskan, pihaknya menemukan pagar timur dan barat Gapura Bajangratu dari 5 hari ekskavasi. Pagar disi timur maupun barat bersambung dengan gapura. Struktur pagar kuno ini ditemukan hanya 5 cm dari permukaan tanah.
Pagar sisi timur membentang dari gapura ke timur sepanjang 11,5 meter. Tebalnya mencapai 93 cm. Ketinggian pagar yang tersisa hanya 10 lapis bata. Sedangkan pagar sisi barat baru ditemukan sekitar 10 meter membentang dari gapura ke barat.
Tebalnya sama 93 cm, tingginya juga hanya tersisa 10 lapis bata kuno. Lapisan dasar pagar ditemukan sekitar 80 cm dari permukaan tanah. Pagar timur dan barat tersusun dari bata merah kuno dengan dimensi panjang 35 cm, lebar 22 cm, tebal rata-rata 8 cm.
"Kalau bata merah penyusun Gapura Bajangratu lebih tipis, rata-rata hampir 6 cm," terang Ichwan.
Di hari terakhir ekskavasi, lanjut Ichwan, pihaknya fokus menemukan ujung pagar sisi barat Gapura Bajangratu. Menurutnya, gapura ini pintu masuk ke sebuah bangunan untuk mendarmakan Raja Jayanegara yang wafat tahun 1328 masehi.
Teori ini berdasarkan referensi di Kitab Pararaton dan Negarakertagama. Jayanegara merupakan putra Raden Wijaya dengan Dara Petak atau Indreswari yang memerintah Majapahit sejak 1309 masehi. Setelah wafat, tahtanya diwarisi Tribhuwana Tunggadewi.
Namun, belum diketahui pasti kapan tempat pendarmaan Jayanegara ini dibangun. Sebab tidak ada prasasti maupun angka tahun di Gapura Bajangratu. "Pendapat para ahli situs ini untuk pendarmaan Jayanegara," tandas Ichwan.
(dpe/fat)