Geef Mij Maar Nasi Goreng, Lagu Rindu Tante Lien Seputar Kuliner Surabaya

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Minggu, 06 Agu 2023 09:00 WIB
Wieteke Van Dort pencipta lagu Geef Mij Maar Nasi Goreng. (Foto: tangkapan layar)
Surabaya -

Siapa yang belum tahu lagu berjudul 'Geef Mij Maar Nasi Goreng'? Lagu itu adalah testimoni seorang wanita Belanda kelahiran Surabaya tentang betapa kuliner di tanah kelahirannya, Surabaya memang bikin kangen.

Lagu yang dalam Bahasa Indonesia berarti 'Beri Aku Nasi Goreng" itu diciptakan Wieteke Van Dort yang akrab disapa Tante Lien. Dia lahir 16 Mei 1943 di Surabaya dan tinggal di Kota Pahlawan hingga usia 14 tahun.

Lirik lagu itu menggambarkan betapa wanita bernama lengkap Louisa Johanna Theodora "Wieteke" van Dort itu tidak bisa melupakan makanan sehari-hari di Surabaya meski telah tinggal di Belanda.

Tengok saja beberapa makanan khas Indonesia yang biasa dia temukan selama tinggal di Surabaya di dalam lirik lagu itu. Selain nasi goreng ada sambal, kerupuk, lontong, terasi, serundeng, dan bandeng. Tak ketinggalan tahu petis, kue lapis, onde-onde, ketela, bakpau, ketan, serta gula jawa.

Saat usianya sudah 14 tahun, Wieteke dan orang tuanya terpaksa pergi ke Belanda karena situasi politik. Meski tinggal di Belanda, dia selalu rindu dengan Indonesia, khususnya Surabaya sebagai tempat lahirnya.

Wieteke Van Dort pencipta lagu Geef Mij Maar Nasi Goreng. (Foto: tangkapan layar)

Dia pun menuangkan kerinduan tentang suasana, kuliner, hingga tempat-tempat di Surabaya semasa kecilnya itu dalam sejumlah karya musik. Salah satunya lagu itu adalah Geef Mij Maar Nasi Goreng.

Kuncarsono Prasetyo, pegiat sejarah dari Perkumpulan Begandring Soerabaia mengaku sempat bertemu dan berbincang langsung dengan Tante Lien ketika wanita itu datang ke Surabaya.

Dia bertemu dengan Tante Lien di acara reuni orang-orang Belanda yang lahir di Indonesia pada 2018. Kuncar mengenang pertemuan singkat itu penuh makna dan berkesan.

"Saat itu datang ke Surabaya untuk reuni. Saya dijadikan guide oleh komunitas mereka. Itu sekitar 4 atau 5 tahun lalu, ya sebelum pandemi COVID-19, salah satu bintang tamunya adalah Tante Lien," kata Kuncar kepada detikJatim, Sabtu (5/8/2023).

Kuncar mengatakan bahwa Tante Lien lebih suka menyebut komunitas orang-orang Belanda kelahiran Indonesia itu dengan Indische. Artinya, orang belanda yang berkultur Hindia Belanda.

Tak ayal, baik Tante Lien maupun kawan-kawannya itu meski tinggal di Belanda sangat lancar berbicara Bahasa Indonesia terutama bahasa Ngoko atau bahasa sehari-hari di Surabaya.

Tante Lien yang selalu rindu Surabaya. Baca halaman selanjutnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork