Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur terus menunjukkan komitmen dalam menjaga ekosistem pesisir dan memperkuat cadangan karbon melalui upaya pelestarian hutan mangrove.
Mangrove bukan sekadar tanaman pinggir laut, keberadaannya menjadi "paru-paru" pesisir, benteng alami penahan abrasi, penyerap karbon yang efisien, sekaligus rumah bagi ribuan spesies laut.
Dilansir dari Diskominfo Jatim, Jawa Timur menempati posisi teratas provinsi dengan hutan mangrove terluas di Jawa. Total luasnya 27.221 hektare, atau sekitar 48% dari total hutan mangrove di seluruh Pulau Jawa. Angka tersebut menjadi bukti nyata besarnya kontribusi Jawa Timur terhadap mitigasi perubahan iklim global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanaman Pengikat Pesisir yang Serba Bisa
Dikutip dari Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Buleleng, hutan mangrove merupakan ekosistem pepohonan yang tumbuh di kawasan pesisir dan garis pantai yang selalu dipengaruhi fluktuasi pasang surut air laut.
Area ini biasanya menjadi tempat penumpukan sedimen lumpur dan bahan organik yang kaya nutrisi. Ekosistem yang juga dikenal sebagai hutan bakau ini memiliki karakter khas karena siklus penggenangan yang terjadi secara rutin mengikuti ritme pasang surut laut.
Tidak semua tanaman mampu hidup di lingkungan dinamis seperti ini. Hanya mangrove yang telah beradaptasi melalui proses evolusi panjang yang dapat tumbuh subur di habitat pesisir tersebut.
Jenis-jenis Mangrove di Jawa Timur
Beragam jenis mangrove tumbuh subur di sepanjang pesisir Jawa Timur. Setiap jenis memiliki ciri khas dan fungsi ekologis yang berbeda, membentuk ekosistem pesisir yang kaya dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Di antaranya sebagai berikut.
- Avicennia sp. (Api-api): Ciri khas akar napas pendek, daun berlilin, dan toleransi tinggi terhadap garam. Banyak ditemukan di pesisir utara Jawa Timur seperti Surabaya, Gresik, dan Probolinggo.
- Rhizophora sp. (Bakau): Memiliki akar tunjang menjulang dan buah panjang berbentuk seperti pensil. Tersebar luas di pesisir utara dan timur Jawa Timur.
- Sonneratia sp. (Pidada/Bogem): Bunga besar berwarna hijau atau merah dengan akar napas tinggi, umum di daerah pesisir terbuka dan muara sungai.
- Bruguiera sp. (Lindur/Tanjang): Akar lutut, buah vivipar, dan bunga menggantung. Banyak tumbuh di pesisir selatan dan timur.
- Ceriops spp. (Tengar): Hipokotil ramping dan tegak, kadang miring. Umumnya tersebar di berbagai pesisir Jawa Timur, meski tidak terlalu dominan.
- Nypa fruticans (Nipah): Daun panjang menjari dan buah bulat rapat. Umum ditemukan di muara sungai yang masih memiliki air tawar.
- Lumnitzera racemosa (Teruntum): Daun kecil tebal, bunga putih kecil, dan buah lonjong. Tersebar di hampir seluruh pesisir Jatim.
- Excoecaria agallocha (Kayu Wuta):Mengandung getah putih beracun, daun berubah merah sebelum gugur, bunga kecil. Biasanya tumbuh di bagian belakang mangrove dekat daratan.
Manfaat Hutan Mangrove
Hutan mangrove memiliki peran ekologis sekaligus ekonomis yang sangat besar bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Ekosistem ini tidak hanya menjadi pelindung alami kawasan pesisir, tetapi berfungsi sebagai penyerap karbon, pengatur kualitas udara, serta habitat penting bagi berbagai jenis flora dan fauna laut maupun darat.
1. Pelindung Kawasan Pesisir dari Abrasi
Sistem akar mangrove yang rapat dan kokoh berfungsi seperti jaring alami yang mencengkeram sedimen dan tanah. Ketika gelombang atau badai datang, struktur akar ini memecah energi ombak dan memperlambat laju air laut, sehingga mencegah abrasi dan menjaga stabilitas garis pantai.
2. Pengatur Kualitas Udara dan Penyerap Karbon
Seperti hutan di daratan, mangrove menyerap gas karbon dioksida (COβ) melalui proses fotosintesis dan melepaskan oksigen (Oβ) ke atmosfer. Mangrove dikenal sebagai penyimpan karbon biru (blue carbon) paling efisien di dunia, mengunci karbon di dalam biomassa dan sedimen lumpur selama ratusan tahun.
3. Habitat Penting bagi Keanekaragaman Hayati
Ekosistem mangrove menjadi tempat hidup bagi berbagai spesies ikan, udang, kepiting, burung, reptil, hingga mamalia. Akar bakau menyediakan tempat berlindung bagi biota laut kecil, sementara kanopi pohonnya menjadi lokasi bersarang dan mencari makan bagi berbagai satwa.
Sebaran Hutan Mangrove di Jawa Timur
Beberapa kawasan utama hutan mangrove di Jawa Timur antara lain tersebar di wilayah pesisir utara, timur, dan selatan. Setiap kawasan memiliki karakteristik dan fungsi ekologis yang berbeda, mulai dari pusat konservasi hingga ekowisata yang mendukung pelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat pesisir.
- Kebun Raya Mangrove Surabaya: Memiliki koleksi jenis mangrove terlengkap di Indonesia, mencapai 59 spesies dari total 150 spesies dunia.
- Ekowisata Mangrove Wonorejo (Surabaya): Area konservasi 500 hektare yang berfungsi menjaga keseimbangan ekologi kota dan mencegah intrusi air laut.
- Mangrove Bedul Banyuwangi:Berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo, menjadi habitat penting berbagai jenis satwa dan burung migran.
- Hutan Mangrove Pesisir Pasuruan - Tersebar di beberapa kecamatan seperti Bangil, Kraton, Rejoso, Lekok, dan Nguling.
- Hutan Mangrove Taman Nasional Baluran (Situbondo): Membentang di sepanjang pantai seperti Bama, Popongan, dan Batu Sampan.
Melalui pelestarian ekosistem mangrove yang berkelanjutan, Jawa Timur tidak hanya menjaga garis pesisirnya tetap aman, tetapi juga berperan penting dalam menekan dampak perubahan iklim dan menjaga keanekaragaman hayati pesisir.
(irb/hil)












































