Main ke Kamar Kos Bung Karno, Tempat Putra Sang Fajar Latihan Pidato

Nanda Syafira - detikJatim
Rabu, 07 Jun 2023 06:00 WIB
Kamar kos Bung Karno di Surabaya/Foto: Nanda Syafira
Surabaya -

Ir Soekarno atau Bung Karno merupakan Bapak Proklamator yang terkenal penuh karismatik saat berpidato. Di kamar kos inilah bakat pidato itu ia asah.

Bung Karno ke Surabaya pada 1916. Ia mengenyam pendidikan di Hoogere BurgerSchool (HBS).

Selama di Surabaya, Soekarno muda kos di Rumah H.O.S Tjokroaminoto, yang saat ini menjadi museum. Waktu itu, Tjokroaminoto merupakan Ketua Sarekat Islam dan dikenang sebagai Guru Bangsa.

Soekarno terkesan akan tutur kata dan gerak-gerik Pak Tjokro sebagai role model dalam berpidato. Dalam kamar kos pengap di bagian loteng rumah, Soekarno muda sering berlatih pidato. Ia menirukan gaya sang guru, yakni Tjokroaminoto.

"Di kamar inilah Soekarno belajar pidato meniru gaya pidato Tjokroaminoto. Soekarno memang rajin mengamati teknik orasi Ketua Sarekat Islam itu. Ia sangat terkesan melihat bapak kosnya berpidato di depan ribuan pendukung Sarekat Islam. Pidatonya yang menggelegar sanggup membangkitkan semangat nasionalisme para pengikutnya," berikut sebait kata pengantar yang ada di bekas kamar kos Bung Karno, seperti dikutip detikJatim, Selasa (6/6/2023).

Pesan yang diberikan Tjokroaminoto kepada muridnya waktu itu ialah 'Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator'. Pesan itu membekas di benak Soekarno.

Tangga menuju kamar kos Bung Karno/ Foto: Nanda Syafira

Soekarno kerap kali berlatih pidato dengan suara lantang. Tak jarang menarik perhatian dan membuat kawan-kawannya yang juga indekos di tempat itu tertawa.

Loteng tempat tidur dan berlatih pidato Soekarno sangat jauh dari kata mewah. Tangganya menjulang curam. Suasana loteng juga pengap karena tak ada jendela, sehingga angin sulit masuk.

Soekarno muda beserta teman-teman indekosnya tidur beralaskan tikar yang tipis. Di beberapa bagian, khususnya di bagian loteng, langit-langitnya menggunakan material anyaman bambu.

Minimnya penerangan waktu itu juga disebutkan dalam arsip museum. Di mana Soekarno menyebutkan bahwa dirinya tak mampu membeli lampu bohlam. Sehingga berinisiatif menggunakan pelita.

Soekarno muda mesti rela serba kekurangan bahkan tak mampu membeli kelambu agar tidurnya terbebas dari gigitan nyamuk. Dalam bilik tersebut hanya ada sehelai tikar tipis, meja reyot tempat menyimpan buku dan kursi kayu.

Semua itu tak membuat Soekarno malas belajar. Semangatnya untuk bisa berpidato dengan baik tak pernah kendur.



Simak Video "Video: Momen Wapres Gibran Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar"

(sun/iwd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork