Tak Ada Lagi Pemuda yang Mau Teruskan Atraksi Topeng Monyet di Desa Asalnya

Sudah tidak ada anak muda yang mau meneruskan ngamen topeng monyet di desa asal kesenian tradisional itu. Anak muda di Desa Kertosari, Kecamatan Geger, Madiun lebih memilih melakukan profesi lain atau bekerja di bidang lainnya.

Kepala Desa Kertosari Sofia Ervan Susanto memang tidak menyebutkan bahwa seluruh pengamen topeng monyet di Indonesia berasal dari desanya. Tapi dia mengakui bahwa mengamen topeng monyet memang menjadi mata pencaharian warga di desanya secara turun-temurun.

"Sudah turun-temurun itu sejak sekitar tahun 1970-an ke anak-anaknya. Kira-kira mereka (para pengamen topeng monyet) sudah ganti monyet empat sampai enam kali. Yang lama sudah tidak produktif dan mati," ungkap Ervan kepada detikJatim, Kamis (3/2/2023).

Namun, para pengamen topeng monyet sekaligus para pelatih monyet di desa itu saat ini sudah berusia lanjut. Hampir tak ada regenerasi. Menurut Ervan, generasi muda di desanya memilih profesi lainnya.

"Harapan kami, tidak ada lagi yang ngamen topeng monyet karena memang dilarang. Rata-rata yang berprofesi seni topeng monyet itu sudah usia lanjut. Kalau anak-anak mudanya memilih kerja lain," paparnya.

Seperti diketahui, para pengamen topeng monyet di berbagai daerah, bahkan sempat merebak di Jakarta kemudian dilarang pemerintah, mengaku berasal dari Desa Kertosari, Kecamatan Geger, Madiun.

"Yang kami jumpai di berbagai daerah itu menyebutkan bahwa mereka berasal dari Madiun. Ternyata kami telusuri memang seperti itu. Topeng monyet memang berasal dari Desa Kertosari, Madiun ini," kata Staf LSM Jaringan Satwa Indonesia (JSI) Rifqi Ajir kepada detikJatim, Rabu (1/3/2023).

Desa Kertosari berlokasi sekitar 5 kilometer di selatan Kota Madiun. Desa itu tidak berada di daerah dataran tinggi atau pegunungan. Karena itu sebenarnya monyet yang ada di desa itu diambil dari daerah lain.

"Kalau desa kami bukan penghasil monyet karena jauh dari hutan. Lokasinya kan masih dekat dengan Kota Madiun, hanya sekitar 5 kilometer," kata Ervan.

Ervan menjelaskan bahwa monyet-monyet yang dieksploitasi untuk pertunjukan topeng monyet itu berasal dari luar daerah. Rata-rata pelaku topeng monyet membeli sejak usia monyet kecil agar mudah untuk mengajarinya.

"Rata-rata monyet beli dari luar daerah seperti dari Saradan atau dari Ngawi saat masih kecil. Soalnya lebih dilatih kalau usianya masih anak," ujar Ervan.

Menurut Ervan topeng monyet di desanya sudah ada sejak 1970-an dan turun-temurun ke anaknya. Di desa itu memang rata-rata tidak hanya mahir mengamen topeng monyet, tapi juga melatih monyet yang dikaryakan dalam pertunjukan.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, topeng monyet atau di desa asalnya, yakni Desa Kertosari Madiun juga disebut ledhek ketek memang sempat populer di masanya. Topeng monyet dahulu adalah kesenian tradisional yang sangat menghibur, terutama bagi anak-anak.

Munculnya atraksi topeng monyet ini tak lepas dari sosok Almarhum Mbah Surotuluh, warga Desa Kertosari. Pada 1960-an, Mbah Surotuluh mulai mengenalkan pertunjukan topeng monyet hingga akhirnya menjadi terkenal di Indonesia.

Sejak saat itu Desa Kertosari menjadi gudangnya pengamen sekaligus pelatih topeng monyet yang jumlahnya hingga beberapa tahun lalu mencapai 100 orang. Tapi para pelaku topeng monyet ini terus menurun. Apalagi, seperti yang disebutkan Ervan, tidak ada lagi generasi muda yang mau meneruskan.

Kemarin, sebanyak 23 monyet yang tersisa di Desa Kertosari telah diamankan dari pemiliknya, para pelaku maupun pelatih seni topeng monyet warga Desa Kertosari, Kecamatan Geger.

"Hari ini kami amankan ada 23 monyet yang berasal dari desa cikal bakal adanya topeng monyet di Kertosari, Kabupaten Madiun," ujar PLT Kabid I BKSDA wilayah Madiun Andik Sumarsono.

Monyet-monyet yang diamankan itu diserahkan secara sukarela oleh 22 pelaku seni topeng monyet di desa itu. Tidak hanya monyet yang dibawa tapi seluruh peralatan seni topeng monyet milik warga desa itu juga turut dibawa.

Rencananya semua monyet eks topeng monyet itu akan menjalani proses rehabilitasi di pusat rehabilitasi BKSDA Jatim. Setelah itu semua monyet tersebut akan dilepas liarkan.