Kelompok topeng monyet asal Cirebon terjaring razia di Tulungagung, Senin (7/2). Kelompok topeng monyet tersebut mengaku menyewa monyet Rp 25 ribu/hari.
Tiga kru topeng monyet dibawa ke kantor Satpol PP untuk dilakukan pembinaan. Mereka diminta membuat surat pernyataan. Mereka diminta tidak menggelar pertunjukan topeng monyet lagi di Tulungagung.
Mereka kena razia saat beraksi di simpang empat Al Muslimun, Tulungagung. Salah seorang anggota kelompok topeng monyet ini, Agus Roni mengaku belum genap setahun mengais rezeki dengan menggelar pertunjukan topeng monyet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelumnya saya jadi sopir taksi di Jakarta. Kalau topeng monyet belum lama," kata Roni.
Dalam menjalankan pertunjukan topeng monyet, Roni dan dua anggota yang lain menyewa seekor monyet terlatih untuk diajak berkeliling ke berbagai kota. Kelihaian dan kelincahan sang monyet dalam beratraksi menjadi daya tarik untuk mendatangkan uang dari masyarakat.
Atraksi monyet pun beragam, mulai mengendarai miniatur motor balap, memakai topeng monyet, atraksi engrang dan beberapa yang lain.
"Saya sewa monyet ini Rp 25 ribu/hari," ujarnya.
Mereka kena razia saat beraksi di simpang empat Al Muslimun, Tulungagung. Mereka mengaku baru dua hari mangkal di situ.
"Ya karena hujan pendapatan sepi, sehingga ganti di perempatan itu," ujarnya.
Dalam sehari, aksinya mengamen bersama topeng monyet rata-rata mendapatkan penghasilan Rp 200 ribu. Penghasilan tersebut dibagi bertiga dan sebagian disisihkan untuk membayar ongkos sewa monyet.
(sun/iwd)