Sebanyak 23 monyet diamankan dari pelaku seni topeng monyet di Madiun. Monyet-monyet itu diamankan dari warga desa yang merupakan cikal bakal kesenian topeng monyet, yakni di Desa Kertosari, Kecamatan Geger.
"Hari ini kami amankan ada 23 monyet yang berasal dari desa cikal bakal adanya topeng monyet di Kertosari, Kabupaten Madiun," ujar PLT Kabid I BKSDA wilayah Madiun Andik Sumarsono saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (1/3/2023).
Sebanyak 23 monyet yang diamankan diserahkan oleh 22 pelaku seni topeng monyet di desa itu. Tidak hanya monyet yang dibawa, Andik menyebutkan bahwa semua peralatan seni topeng monyet milik warga desa itu juga turut dibawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk pelaku kesenian topeng monyet ada 22 orang dan semua peralatan juga kami bawa ke BKSDA Jatim di Surabaya," kata Andik.
Ia mengatakan bahwa rencananya semua monyet itu akan menjalani proses rehabilitasi di pusat rehabilitasi BKSDA Jatim. Setelah itu semua monyet tersebut akan dilepas liar.
"Ini nanti kami lakukan rehabilitasi dulu di BKSDA Jatim di Surabaya. Selanjutnya akan kami lepas liar di Jember," ujar Andik.
Sementara itu, staf LSM Jaringan Satwa Indonesia (JSI) Rifqi Ajir menyebutkan bahwa pihaknya menggandeng BKSDA berupaya memberantas praktik topeng monyet. Sejak 2014 hingga saat ini sudah ada sekitar 443 monyet yang telah dieksploitasi dalam atraksi topeng monyet yang dilepasliarkan.
"Sejak tahun 2014 kami sudah lepas liarkan sekitar 443 ekor monyet. Tahun 2022 kemarin ada 420 ekor, di tambah hari ini di Madiun 23 ekor," kata Ajir.
Ia menambahkan bahwa monyet-monyet itu dilepasliarkan setelah dilakukan rehabilitasi oleh SJI bersama BKSDA.
"Kami akan rehabilitasi untuk dilepas liar ke alamnya," tandasnya.
(dpe/dte)