Sebuah rumah berciri khas Tionghoa berdiri di tengah perkampungan Sanan Gang 11, Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang. Rumah itu adalah milik Norhasim AM (57). Ia mengubah desain rumahnya setelah terinspirasi dari buku, majalah, serta film China.
Rumah dengan luas 104 meter persegi itu didominasi ornamen dengan cat warna merah mirip di klenteng tempat ibadah warga Konghucu. Di dinding latar terdapat gambar Dewi Kwan Im. Selain itu, terdapat lampion hingga ornamen kotak-kotak serta naga.
Sejak tahun 1980-an, Norhasim bersama keluarganya menempati rumah tersebut. Desain rumah mulanya biasa seperti rumah pada umumnya. Namun sejak tahun 2006 lalu, Norhasim mulai merehab total rumahnya untuk mewujudkan ambisinya memiliki rumah khas Tionghoa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ia mengerjakan renovasi sendiri pada malam hari. Butuh waktu hampir selama delapan bulan sampai kemudian rumah Norhasim berubah penampilan seperti sekarang.
"Kalau bangunnya bayar tukang, tapi ornamen dan ngecat saya sendiri. Mulai 2006 saya renovasi. Ini belum selesai," kata Norhasim ditemui detikJatim di rumahnya, Jumat (13/1/2023).
Norhasim mengaku nekat merenovasi rumahnya seperti ini, karena terinspirasi dari membaca buku dan majalah soal kebudayaan Cina.
"Lihat di buku dan majalah. Saat lewat Klenteng, saya langsung ingin bangun rumah seperti itu," akunya.
Ditanya soal biaya yang dihabiskan untuk merenovasi tersebut, Norhasim hanya terkekeh. Sebab, pemberian ornamen atau lukisan tambahan disesuaikan dengan budget yang dimiliki.
"Kalau muncul ide, saya kerjakan. Makanya saya bilang ini belum selesai. Perlu ditambah terus. Pokoknya setiap ada biaya untuk menambah lukisan atau ornamen," ujarnya.
Tak ayal, dengan keunikan desain itu. Rumah Norhasim seringkali menjadi jujugan wisatawan. Selain mereka berbelanja oleh-oleh keripik tempe, dimana perkampungan Sanan menjadi sentra produksi keripik tempe selama ini.
(mua/iwd)