Menelusuri Sejarah Kalender Masehi Saat Tahun 2023 Sudah di Depan Mata

Kabar Nasional

Menelusuri Sejarah Kalender Masehi Saat Tahun 2023 Sudah di Depan Mata

Widhia Arum Wibawana - detikJatim
Selasa, 27 Des 2022 07:00 WIB
Ilustrasi Kalender Libur Akhir Tahun 2022
Ilustrasi Kalender/Foto: Getty Images/iStockphoto/Gam1983
Surabaya -

Tahun 2023 sudah di depan mata. Namun pasti masih banyak yang belum tahu mengenai sejarah kalender Masehi.

Yuk kita telusuri bareng-bareng! Kalender Masehi atau Anno Domini merupakan kalender yang dipakai secara universal oleh sebagian besar masyarakat di dunia.

Kalender itu berdasarkan penanggalan kalender Julian dan Gregorian. Lantas bagaimana sejarah kalender Masehi?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Kalender Masehi?

Kalender Masehi merupakan sistem penomoran atau penanggalan tahun yang didasarkan pada kalender Julian dan Gregorian. Kalender Masehi didasarkan pada siklus matahari atau revolusi bumi, yakni peredaran bumi mengelilingi matahari.

Dalam situs resmi Kemdikbud dijelaskan, penanggalan atau perhitungan waktu dalam kalender Masehi dimulai sejak lahirnya Yesus Kristus.

ADVERTISEMENT

Sejarah Kalender Julian

Dikutip detikNews dari situs History, kalender Julian adalah kalender atau sistem penanggalan yang diberlakukan Julius Caesar sejak tahun 45 sebelum masehi (SM). Kala itu, Caesar memutuskan kalender Romawi kuno membutuhkan reformasi.

Dalam merancang kalender baru, Caesar meminta bantuan Sosigenes, seorang astronom Aleksandria. Astronom itu menyarankan Caesar mengganti siklus bulan sepenuhnya dan beralih mengikuti siklus matahari.

Kemudian Caesar menambahkan satu hari di bulan Februari setiap empat tahun sekali. Penanggalan itu kemudian dinamai dengan kalender Julian.

Selain itu, Caesar juga menetapkan tanggal 1 Januari sebagai awal tahun penanggalan dalam kalender tersebut. Ia menamai awal bulan dengan nama Janus, Dewa Permulaan Romawi.

Sejarah Kalender Gregorian

Dalam perkembangannya, kalender Julian dianggap memiliki beberapa masalah yang memerlukan penyempurnaan. Itu karena sistem perhitungan dalam kalender Julian menghitung panjang tahun matahari sebesar 11 menit, yang menyebabkan kalender tersebut tidak sinkron dengan perubahan musim.

Itu disadari pihak Gereja di Eropa kala itu. Kemudian pada 1570-an Paus Gregorius XIII menugaskan astronom Yesuit Christopher Clavius membuat kalender baru untuk menyempurnakan sistem penanggalan kalender Julian tersebut.

Selanjutnya pada 1582, untuk pertama kalinya kalender Gregorian diberlakukan oleh Paus Gregorius XIII. Dalam kalender Gregorian, penambahan hari setiap 4 tahun sekali yang sebelumnya ada dalam kalender Julian pun dihapuskan.

Itu yang menjadi asal mula diberlakukannya sistem kabisat. Tahun kabisat terjadi dalam periode empat tahun sekali kecuali tahun yang tidak habis dibagi 400. Kalender Gregorian inilah yang menjadi acuan kalender Masehi.

Penanggalan kalender Julian yang merupakan sejarah kalender Masehi ini kemudian diberlakukan di negara-negara penganut Kristen Katolik. Seperti di Italia, Spanyol dan Portugal. Meski demikian sistem penanggalan kalender Gregorian ini juga sempat mengalami penolakan dari berbagai pihak.

Pada 1752, Inggris dan Amerika baru menggunakan kalender Masehi sebagai acuan penanggalannya. Selanjutnya, banyak negara yang juga mulai menerapkan sistem penanggalan kalender Masehi yang masih dipakai hingga kini.




(sun/iwd)


Hide Ads