Tahun Baru Islam merupakan momen penting bagi muslim di seluruh dunia. Berdasarkan kalender Hijriah, Tahun Baru Islam jatuh pada setiap 1 Muharam.
Beragam perayaan digelar untuk menyambut Tahun Baru Islam. Seperti syukuran, upacara tradisional dan zikir bersama.
Bagi muslim, kalender Hijriah dijadikan acuan dalam menentukan awal bulan. Serta menjadi pedoman dalam menjalankan ibadah dan hukum agama seperti haji, puasa, zakat dan masa iddah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalender atau penanggalan dalam bahasa Arab disebut tarikh yang artinya sejarah. Sebelum ada kalender Hijriah, masyarakat Arab biasa memberi nama tahun berdasarkan peristiwa-peristiwa besar yang terjadi.
Misalnya tahun fijar karena sempat terjadi perang fijar dan tahun fiil (gajah) karena sempat terjadi penyerangan Ka'bah oleh pasukan bergajah. Untuk menentukan bulan, masyarakat Arab menggunakan sistem perhitungan fase-fase bulan.
Sistem penanggalan seperti itu terus digunakan sampai masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar. Pada masa Khalifah Umar bin Khatab, gubernur Basrah bernama Abu Musa Al-Ash'ari mengeluh terkait sistem penanggalan yang tidak jelas.
Mengutip dari situs resmi Al Ain University, Umar bin Khatab akhirnya mengajak para sahabat untuk mendiskusikan sistem penanggalan. Sistem penanggalan yang seragam nantinya berguna dalam urusan kenegaraan maupun kemasyarakatan.
Dalam menentukan awal tahun, beberapa sahabat menyarankan waktu kelahiran Rasulullah SAW. Ada pula yang mengusulkan saat wafatnya Rasulullah SAW. Namun, mayoritas menyarankan tahun hijrah Rasulullah SAW ke Madinah dijadikan sebagai patokan awal tahun.
Khalifah Umar bin Khatab sepakat bila peristiwa hijrah dijadikan sebagai acuan tahun. Oleh sebab itu, sistem penanggalan tersebut diberi istilah kalender Hijriah. Tahun pertama kalender Hijriah dimulai pada 622 Masehi.
Diskusi berlanjut pada penentuan awal bulan kalender Hijriah. Para sahabat sepakat untuk memilih bulan Muharam. Dalam bahasa Arab, Muharam berarti bulan yang disucikan.
Alasan pertama diutarakan oleh Khalifah Umar bin Khatab. Di mana bulan Muharam dapat menjadi permulaan baru usai muslim melaksanakan ibadah haji. Alasan kedua ialah karena tekad melakukan hijrah muncul pada awal Muharam.
Sejak saat itu, kalender Hijriah ditetapkan dan berlaku hingga saat ini. Diawali dengan bulan Muharam dan diakhiri bulan Zulhijah.
Sistem penanggalan Islam yang terdiri dari 12 bulan telah tercantum dalam firman Allah yaitu Surat At-Taubah ayat 36:
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
Simak Video "Video: Budaya dan Tradisi di Indonesia untuk Sambut Tahun Baru Islam"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/sun)