Mengulas Film Penumpasan Sisa-sisa PKI di Blitar Selatan: Operasi Trisula

Mengulas Film Penumpasan Sisa-sisa PKI di Blitar Selatan: Operasi Trisula

Erliana Riady - detikJatim
Jumat, 30 Sep 2022 17:09 WIB
Film Penumpasan Sisa-Sisa PKI di Blitar Selatan: Operasi Trisula
Film Penumpasan Sisa-Sisa PKI di Blitar Selatan: Operasi Trisula/Foto: Istimewa
Blitar -

Tepat 57 tahun yang lalu, terjadi Gerakan 30 September atau G30S/PKI. Peristiwa itu berujung penumpasan PKI di berbagai daerah, termasuk di Blitar Selatan.

Soal penumpasan PKI tersebut kemudian difilmkan pada 1987. Judulnya Penumpasan Sisa-Sisa PKI di Blitar Selatan: Operasi Trisula.

Film dokumenter dengan durasi 118 menit itu diproduksi Perum Produksi Film Negara (PPFN). Sutradara sekaligus penulisnya yakni B Z Kadaryono dan G Dwipayana sebagai produsernya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Operasi Trisula merupakan operasi yang dilakukan TNI pada 1968. Tujuannya, menghancurkan sisa-sisa kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI), yang disebut sebagai dalang G30S.

Target operasi yakni anggota PKI yang bersembunyi di Blitar Selatan, Malang Selatan, dan Tulungagung.

ADVERTISEMENT

Film Penumpasan Sisa-Sisa PKI di Blitar Selatan bisa disebut sekuel dari film dokumenter sebelumnya, yakni Penghianatan G30S/PKI.

Film Operasi Trisula dibintangi Adang Mansyur, Kusno Arief Saputro dan Arie Sandjaya. Mereka berperan sebagai tokoh PKI yang melarikan diri dari Jakarta ke Blitar Selatan.

Juga ada beberapa aktris yang berperan sebagai tokoh Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Seperti Eva Rusdiana Dewi, Lina Budiarti dan Tien Kadaryono.

Gerwani merupakan organisasi perempuan terbesar di Indonesia pada tahun 1965. Organisasi yang berhaluan sosialis-feminis.

Bagian awal film menceritakan beberapa tokoh PKI yang berencana melarikan diri ke wilayah Blitar Selatan. Sebab pascaperistiwa G30S pada 1965, pemerintah memburu mereka yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Anggota PKI yang lolos dari buruan militer kemudian melarikan diri ke berbagai daerah. Salah satunya ke Blitar Selatan. Para tokoh PKI yang bersembunyi di Blitar Selatan adalah Rewang, Oloan Hutapea, Ruslan Widjajasastra dan Munir.

Blitar Selatan dipilih karena faham komunisme tumbuh subur di masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi geografis Blitar Selatan yang berbukit tandus dan banyak gua persembunyian, dinilai sebagai kawasan strategis untuk membangun kekuatan komunis baru, yang telah porak-poranda di Jakarta.

Strategi pelarian pun mulai disusun. Di antaranya, Munir dan Sugito bisa masuk Blitar melalui jalur darat. Mereka berdua dijemput oleh Danu, selaku Ketua Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) wilayah Jawa Timur.

Kemudian Suprapto, Sulastri dan Olan Hutapea bisa masuk lewat jalur laut melalui pantai selatan. Mereka dijemput Surahman yang menyamar sebagai kusir dokar untuk membawa ke wilayah Suruhwadang, Kecamatan Kademangan.

Mereka secara massif mempengaruhi rakyat untuk ikut dalam berbagai sayap pergerakan, di bawah afiliasi PKI. Seperti SOBSI, Barisan Tani Indonesia (BTI), Gerwani, Lekra dan lain-lain.

Namun untuk mendukung operasional, mereka tak segan merampok hasil panen warga, memfitnah dan membunuh warga yang tidak mau bergabung.

Kodam VIII Brawijaya mencium aroma kebangkitan PKI itu. Operasi Trisula Blitar Selatan yang dipimpin Kolonel Infantri Witarmin, bergerak cepat.

"Jalan apa pun yang ditempuh oleh gerombolan PKI tidak akan menolong dari kehancurannya," kata Kolonel Infantri Witarmin dalam buku Operasi Trisula Kodam VIII/Brawidjaja.

Atas perintah langsung dari Panglima Tertinggi TNI, Kodam Brawijaya langsung bergerak cepat. Perintah Operasi 02/05/1968 diluncurkan dengan diikuti pembentukan Komando Operasi Trisula.

Batalyon Infantri 531/Para, Batalyon Infantri 511, Batlyon Infantri 513, Batalyon Infantri 521, dan Batalyon Infantri 527 dikerahkan. Kodim 0808 Blitar, Kodim 0807 Tulungagung, Kodim 0818 Malang serta sejumlah Koramil, juga dilibatkan sebagai satuan teritorial.

Komando Operasi Trisula juga menyiapkan Batalyon Zeni Tempur Amphibi di Pasuruan, Batalyon Artileri Medan di Ngawi, Batalyon Infantri 501/Para, serta Grup Resimen RPKAD.

Kekuatan Angkatan Udara Taktis juga diterjunkan. Operasi Trisula Blitar Selatan mendapat dukungan Ansor Banser NU.

Di bawah Komandan Satgas Operasi Trisula Kolonel Infantri Witarmin, perang dimulai. Pos Komando Pertempuran ditempatkan di Kademangan.

Pengepungan besar-besaran dilakukan di wilayah Suruhwadang, Maron dan Ngeni (SMN), yang merupakan desa-desa proyek mutlak PKI Blitar Selatan. Untuk meringkus kader dan simpatisan PKI yang bersembunyi di tengah warga, TNI menerapkan taktik pagar betis.

Dalam film itu juga ditampilkan adegan ketika Oloan Hutapea terdesak di area perbukitan di Panggungrejo. Dalam posisi terpojok di bawah tebing, para pemuda melemparinya batu sebesar kepala. Mayat Oloan ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Polisi Periksa 20 Orang Terkait Perundungan Saat MPLS di Blitar"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads