Surabaya -
Pernahkah Anda mendengar tentang tradisi Rebo Wekasan? Tradisi apakah itu? Simak penjelasannya berikut ini.
Melansir dari situs Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan adalah tradisi atau ritual yang dilaksanakan pada Hari Rabu terakhir Bulan Safar. Tujuannya memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam malapetaka yang akan terjadi pada hari tersebut.
Tradisi ini sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Indonesia. Seperti masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rebo Wekasan 2022
Tradisi Rebo Wekasan dilaksanakan pada Hari Rabu terakhir Bulan Safar. Pada tahun ini, Rabu terakhir Bulan Safar jatuh pada 21 September 2022.
Asal-Usul Tradisi Rebo Wekasan
Asal-usul tradisi ini bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi dalam kitab Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf'il 'Abid Wa Qam'i Kulli Jabbar 'Anid (biasa disebut: Mujarrobat al-Dairobi). Anjuran serupa juga terdapat pada kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-'Atthar, Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.
Dalam kitab-kitab tersebut disebutkan bahwa salah seorang Waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan bahwa dalam setiap tahun pada Rabu terakhir Bulan Safar, Allah SWT menurunkan 320 ribu macam bala dalam satu malam.
Oleh karena itu, beliau menyarankan umat Islam untuk salat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala tersebut. Tata-caranya adalah salat 4 rakaat.
Bentuk Ritual Rebo Wekasan
Bentuk ritual Rebo Wekasan meliputi empat hal, yakni:
1. Salat tolak bala
2. Berdoa dengan doa-doa khusus
3. Minum air jimat
4. Selamatan, sedekah, silaturrahim, dan berbuat baik kepada sesama.
Baca Salat Rebo Wekasan dan Tradisi Rebo Wekasan Jatim di halaman selanjutnya
Salat Rebo Wekasan
Dikutip dari buku Induk Fikih Islam Nusantara karya K.H. Imaduddin Utsman al-Bantanie, pengamalan salat Rebo Wekasan ada dalam kitab Mujarrobat al-Dairobi. Di dalamnya, disebutkan bahwa sebagian ahli makrifat mengatakan bahwa tiap hari Rabu terakhir bulan Safar hendaknya melakukan salat 4 rakaat.
Setiap rakaat membaca surat al Fatihah dan Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas 1 kali. Kemudian setelah salam membaca doa khusus yang dibaca sebanyak 3 kali. Waktunya dilakukan pada pagi hari (waktu Dhuha).
Rebo Wekasan di Jawa Timur
Tradisi Rebo Wekasan juga dilakukan di Jawa Timur. Salah satunya daerah Manyar dan Kebomas, Gresik yang melakukan tradisi ini secara rutin berupa sedekah bumi.
Melansir dari situs Disparekrafbudpora Gresik, Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan merupakan kegiatan masyarakat Desa Suci, Kecamatan Manyar. Rebo Wekasan adalah sedekah bumi berupa selamatan di sekitar Telaga Suci.
Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar. Menurut cerita tutur, pada Hari Rabu terakhir di Bulan Safar, Tuhan Yang Maha Esa mengabulkan permintaan masyarakat Dusun Sumber Desa Suci yang telah lama menantikan sumber air, guna mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari akhirnya dapat ditemukan.
Sehingga, pada malam Hari Rabu akhir Bulan Safar masyarakat mengadakan selamatan sedekah bumi dengan harapan mendapatkan berkah dari Tuhan yang Maha Esa. Tradisi ini dilakukan sampai sekarang. Kegiatan masyarakat seperti ini juga terjadi di Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas.
Selain itu, tradisi Rebo Wekasan juga dilakukan oleh Nelayan Pantai Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Mereka menggelar ritual Petik Laut dalam rangka memperingati Rabu Wekasan.
Selain sebagai bentuk ungkapan syukur, acara yang digelar rutin setiap Hari Rabu terakhir di Bulan Safar itu merupakan ritual tolak bala bagi para nelayan.
Harapannya, dengan menjalankan ritual ini, para nelayan, khususnya di Pantai Bulusan selalu diberikan keselamatan saat mencari ikan, sekaligus memperoleh hasil yang melimpah.