"Ini yang saya rasa penting, salah satu contoh adalah salah satu makam Asporokondi di Malang, kemudian menjadi sangat luar biasa karena ada peran-peran tokoh sentral di situ yang kemudian melakukan serangkaian kegiatan dan menjadikan tempat itu menjadi wisata ziarah. Maka dari itu, menurut saya harus ada yang dipilih atau harus ada orang-orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan hal semacam ini," tutur Sarjana Muda (BA) Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel tahun 1982 itu.
Selain itu, lanjut Nur Syam, harus diiringi dengan tradisi-tradisi lokal. Sehingga, mendampingi upaya untuk menjadikan tempat itu menjadi wisata ziarah. Ia mencontohkan, adanya tradisi-tradisi lokal yang unik dan menarik, seyogyanya tetap bisa dipertahankan. Meski begitu, harus bisa adaptasi terhadap hal-hal yang modern yang kaitannya dengan wisata tradisional itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, ada wisata yang dikembangkan sesuai dengan hal tersebut, ikon wisata tradisionalnya Kapiludin dengan segenap lingkungan serta kearifan lokal, serta didampingi dengan wisata modern yang memungkinkan orang bisa tertarik untuk datang di situ," katanya.
Ia menegaskan, 1 konsep itu dianggap bisa mengubah image Dolly sebagai lokasi prostitusi menjadi lokasi religius. Selain, menarik dan memiliki nilai, ia mengaku hal itu saya dirasa penting. Nantinya, kata dia, ada beberapa tempat wisata ziarah yang terdampak positif. Terutama, dalam dampak ekonomi.
"Jadi, ada implikasi ekonomi yang didapat masyarakat, tapi ini butuh waktu yang lama karena ikon yang mau diangkat ini menurut saya tidak se-sentral beberapa tokoh yang kita kenal sebagai tempat wisata ziarah di Jatim," ujar dia.
"Selama ini masyarakat kita punya kemampuan adaptasi yang luar biasa, masyarakat kita termasuk masyarakat Kota Surabaya adalah yang bisa adaptasi dengan perubahan-perubahan yang direncanakan maupun yang terjadi," sambungnya.
Nur Syam mengungkapkan, bila ingin mengangkat lokus itu menjadi wisata ziarah dengan tokoh yang kental dengan kearifan lokal, maka perlu ada orang-orang kunci yang bisa mengkampanyekan itu ke banyak wilayah. Bahkan, tidak hanya khusus di Surabaya saja.
"Misalnya, berhubungan dengan biro-biro travel dan memasukkan Kapiludin sebagai destinasi wisata," tutupnya.
Simak Video "Video: Apresiasi Habib Ali Zainal Abidin Atas Penutupan Gang Dolly di Surabaya"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/fat)