Warga Gang Dolly, khususnya Jalan Kupang Gunung Timur Gang V, Kecamatan Sawahan, Surabaya, mengenal makam Mbah Kapiludin, sebagai seorang ulama dan tokoh penyebar agama Islam di sekitar lokasi.
Banyak cerita dan pengalaman yang kerap dialami warga saat bersinggungan dengan makam yang disebut masih garis keturunan mertua Sunan Ampel, Mbah Karimah. Mbah Karimah sendiri dimakamkan di Kembang Kuning.
Tokoh Agama setempat, Ngadimin Wahab atau lekat disapa Abah Petruk mengungkapkan banyak warga yang memiliki pengalaman unik saat berada di lokasi yang berdekatan dengan makam. Dia mengaku saat Dolly masih tersohor, lokasi makam sering dijadikan tempat istirahat siapapun meski tidak melakukan salat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya tukang becak, penjual makanan hingga pemotor yang sengaja istirahat di lokasi tersebut. Dia pun menceritakan kisah penjual es tebu yang temboknya bersebelahan dengan makam yang sedang tidur di siang bolong.
"Pengalaman baru-baru ini, ada orang sini yang nggak pernah salat. Kebetulan di belakang makam Mbah Kapiludin itu dikontrak penjual tebu. Di siang bolong itu dia tertidur dan bersandar di dinding keramik," ungkap Abah Petruk.
"Le koen solato, nggak mbah, nggak mbah aku wes tuwe kasep. Nggak onok barang kasep. Solat koen (Nak, kamu sholat o, nggak mbah, nggak mbah, saya sudah terlambat, sudah tua)," terangnya lagi.
Setelah itu penjual tebu itu langsung bangun dan meneruskan tidur lagi. Namun kembali mimpi lagi.
"Tidak ada sesuatu yang terlambat. Bangun, salat," kata Mbah Petruk menirukan orang itu.
Seketika itu juga, pra penjual es tebu bangun dan lari tergopoh-gopoh menemuinya dan menceritakan pengalamannya.
"Dia cerita dengan ngos-ngosan (Karena habis lari), saya mimpi disuruh salat. Tolong ajari saya salat," tegasnya.
Sejak saat itu, tambah dia, pria tersebut dituntun cara doa dan menjalani salat dan tidak pernah telat datang saat azan berkumandang.
"Alhamdulillah sekarang tidak pernah telat salat," tandasnya.
Senada dengan tukang becak yang biasa mangkal di sekitar lokasi. Menurut Mbah Petruk, tukang becak itu kerap memarkir becaknya di sekitar lokasi. Namun lambat laun dirinya menceritakan jika ingin memiliki sarung untuk salat.
"Setelah saya tanya-tanya, ternyata dia habis mimpi Mbah Kapiludin. Katanya aku tertidur di situ, ditemui orang tua, katanya Mbah Kapiludin lalu disuruh salat mumpung ada waktu katanya. Saya senyum-senyum aja mendengar ceritanya," kenang Mbah Petruk.
Dia mengaku kabar dan pengalaman warga ini menjadi kabar baik, sebab warga yang menjalani salat makin banyak. Padahal sebelumnya, dia tidak pernah berhasil mengajak warga yang sedang tiduran atau santai di sekitar makam.
Simak Video "Video: Apresiasi Habib Ali Zainal Abidin Atas Penutupan Gang Dolly di Surabaya"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)