Gelar resminya adalah Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa atau Prabu Jayabaya. Ia merupakan Raja Panjalu atau Kediri yang memerintah pada sekitar tahun 1135-1157.
Jayabaya selama ini banyak dikenal karena berbagai ramalannya yang dikenal sebagai Jangka Jayabaya. Ramalan-ramalan ini awalnya tertuang dalam bentuk tembang atau kakawin yang ditulis oleh Jayabaya.
D Soesetro dan Zein al Arif dalam bukunya Menguak Rahasia Ramalan Jayabaya (2012) menjelaskan ramalan Jayabaya dipercaya banyak orang karena beberapa telah terjadi dan terbukti di tanah Jawa. Ramalan Jayabaya diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2100.
"Ramalan Jayabaya terutama mengupas pelbagai hal menyangkut pulau Jawa sampai tahun 2100 nanti. Banyak orang mengakui ramalan Jayabaya itu benar. Kenyataannya, banyak yang cocok dengan apa yang terkandung dalam ramalan Jayabaya," tulis Soesetro dan Zein al Arif.
Jayabaya juga dikenal sebagai raja yang mampu mempersatukan Jenggala dengan Kediri. Selama memimpin, kesusasteraan jua berkembang pesat. Kejayaan Kediri di bawah kepemimpinan Jayabaya juga ditunjukkan dalam berbagai prasasti yang ditemukan.
Yoyok Rahayu Basuki dalam bukunya Kitab Musasar Jangka Jayabaya (2021) menjelaskan, setidaknya ada 3 prasasti yang menjelaskan mengenai kejayaan Kediri di bawah kepemimpinan Jayabaya. Antara lain prasasti Hantang bertahun 1135, prasasti Talan (1136) dan prasasti Jepun (1144). Sedangkan dalam bentuk literasi yakni Kakawin Bharatayuddha tahun 1157.
"Pada prasasti Hantang atau biasa disebut Ngantang, terdapat semboyan Panjalu Jayati yang artinya Kediri Menang. Prasasti ini dikeluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah untuk penduduk Desa Ngantang yang setia pada Kediri selama perang dengan Jenggala," kata Yoyok dalam bukunya.
Menurut Yoyok, dalam prasasti Ngantang itu, Jayabaya diketahui berhasil mengalahkan Jenggala dan mempersatukan dengan Kerajaan Kediri atau Panjalu. Kemenangan itu juga dicatat dalam Kakawin Bharatayuddha tahun 1157.
Kemenangan Jayabhaya atas Jenggala disimbolkan sebagai kemenangan Pandawa atas Kurawa dalam Kakawin Bharatayuddha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh," jelas Yoyok.
Selain dianggap Raja tersukses Kediri, Jayabaya juga dianggap sebagai leluhur dari raja-raja di Jawa. Hal ini dijelaskan oleh Siti Nur Aidah dalam bukunya Prabu Jayabaya History of Sang Peramal (2021). Ia menyebut Jayabaya adalah leluhur raja Majapahit hingga Mataram.
            
            
            
            
            (abq/sun)