Tradisi Ziarah Petilasan Joyoboyo yang Terus Dilestarikan Warga Kediri

Tradisi Ziarah Petilasan Joyoboyo yang Terus Dilestarikan Warga Kediri

Andhika Dwi - detikJatim
Selasa, 23 Sep 2025 14:45 WIB
Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Kediri
Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Kediri (Foto: Andhika Dwi/detikJatim)
Kediri -

Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, hingga kini masih menjadi magnet peziarah dari berbagai daerah. Situs bersejarah ini diyakini sebagai lokasi moksa Prabu Jayabaya, raja legendaris yang terkenal dengan Ramalan Jangka Jayabaya.

Di dalam kompleks petilasan terdapat tiga prasasti yang dipercaya sebagai jejak moksa sang raja, yakni Prasasti Mahkota, tempat melepas mahkota.,Prasasti Busana, tempat melepas pakaian kebesaran dan Prasasti Moksa, titik terakhir sebelum Jayabaya menuju keabadian.

Prosesi ziarah biasanya dilakukan dengan berjalan perlahan menuju pamoksan, lalu bersimpuh satu per satu. Tradisi ini dipercaya sebagai simbol mengikuti perjalanan spiritual sang raja menuju moksa. Suasana hening membuat setiap langkah terasa penuh makna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski kerap dianggap mistis, warga Kediri menegaskan ziarah ini adalah bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus pengingat untuk membersihkan diri, lahir maupun batin.

"Andhap asor, itu adab yang selalu dijaga di sini. Kita datang dengan rendah hati, berdoa, dan mengenang perjuangan Sri Aji Joyoboyo," kata juru kunci Petilasan Joyoboyo, Mbah Mukri, Selasa (23/9/2025).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, siapa pun boleh datang, tanpa memandang latar belakang. "Yang utama itu niat. Datang dengan sungguh-sungguh memohon, hasilnya tetap tergantung Yang Maha Kuasa," imbuhnya.

Puncak kunjungan biasanya terjadi pada malam 1 Suro. Ratusan peziarah dari berbagai daerah berjalan perlahan dan bersimpuh menuju pamoksan. Prosesi berlangsung dalam keheningan, hanya diiringi doa masing-masing peziarah. Momen ini menjadi ruang introspeksi sekaligus kebersamaan, ketika nilai religius, budaya, dan spiritual menyatu.

Sementara itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyebut, petilasan ini sebagai aset penting daerah.

"Saya sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang bersifat introspeksi diri seperti ini. Situs bersejarah bernilai luhur akan terus kami rawat dan perbaiki agar bisa memberi manfaat bagi masyarakat," kata pria yang kerap disapa Mas Dhito tersebut.

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi menambahkan, obyek Petilasan Sri Aji Joyoboyo adalah salah satu peninggalan budaya di Kediri yang harus dilestarikan.

"Petilasan tersebut adalah salah satu peninggalan budaya di Kediri yang harus dilestarikan dan ritual sesaji Sri Aji Joyoboyo Itu sudah terdaftar sebagai kekayaan intelektual komunal di Kementerian Hukum pada Tahun 2021," pungkas Mustika.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads