Pemkab Sidoarjo mengaku telah menemukan makam Sarip Tambak Oso. Makam itu ditemukan oleh tim utusan Bupati Ahmad Muhdlor Ali di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kwadengan, Kelurahan Lemah Putro, Sidaorjo.
Tim yang diutus oleh bupati ini dipimpin budayawan M Wildan bersama timnya. Wildan mengaku menemukan makam Sarip Tambak Oso berbekal dokumen surat kabar atau koran Belanda.
Pegiat seni dan budaya Sidoarjo, Lambertus Hurek mengapresiasi temuan pemkab setempat. Ia pun menyakini bahwa memang makan yang ditemukan di TPU Kwadengan merupakan Sarip Tambak Oso.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hurek, surat kabar Belanda yang dimaksud diduga bernama Het Vaderland tertanggal 4 Maret 1912. Dalam laporannya, surat kabar tersebut memberitakan sepak terjang Sarip dan akhir hidupnya saat dieksekusi.
"Bisa jadi. Semuanya merangkai kepingan cerita. Intinya Cak Sarip memang diburu londo dan ditembak. Salut sama pemkab yang sudah mengawal pahlawan Sarip," kata Hurek kepada detikJatim, Senin (22/8/2022).
Terpisah, pegiat sejarah Sidoarjo, Boni Suwandi juga mengaku pernah mendapatkan dokumen koran tersebut dari sebuah situ berbahasa Belanda. Ia lantas menerjemahkan melalui Google Translate dan menyuntingnya.
"Itu saya dapat tapi website delpher.nl yang berisi kliping-kliping koran Belanda. Saya terjemahkan dari google translate tapi saya sunting-sunting sedikit. Itu kan sebenarnya saya nemu artikel gak satu. Jadi ada beberapa ya kayaknya sih menuju satu orang yang bernama Sarip itu," tutur Boni.
![]() |
Dari data tersebut ia semakin menyakini bahwa sosok Sari Tambak Oso merupakan tokoh nyata. Apalagi, kakeknya pernah bercerita merupakan teman Sarip Tambak Oso sewaktu mudanya.
"Jadi kalau menurutku sih ada. Karena mbah saya sendiri pernah ngomong memang ada dan (Sarip Tambak Oso) temannya. Kebetulan kan rumah saya kan dekat Tambakoso dekat Sedati sini," jelas Boni.
Sebelum ditemukan, di TPU Kwadengan sendiri sudah ada sebuah makam kecil yang diyakini merupakan kepala Sarip Tambak Oso dimakamkan. Hal ini dituturkan oleh juru kunci makam, Kartono (64).
Kartono menambahkan dari tutur cerita orang tua dahulu, usai dieksekusi, tubuh Sarip Tambak Oso sempat dimutilasi menjadi tiga bagian karena konon terkait kesaktiannya. Ketiga bagian tubuh Sarip Tambak Oso ini kemudian dimakamkan di tiga tempat terpisah.
"Kalau di sini (Kwadengan) makam kepalanya. Kalau satunya lagi di pekuburan belakang Masjid Agung dan satunya lagi di Tambak Oso," tutur Kartono.
Sedangkan pada versi lain dalam dokumen yang ditemukan, Sarip dieksekusi dan jenazahnya dibawa ke Sidoarjo Kota untuk ditunjukkan ke bupati waktu itu. Tak disebutkan apakah Sarip dimutilasi atau tidak, namun jenazahnya kemudian dimakamkan di TPU Kwadengan, Kelurahan Lemah Putro, Sidoarjo.
(abq/iwd)