Masyarakat, ulama hingga tokoh di Lamongan tengah memprotes lagu dangdut koplo 'Joko Tingkir Ngombe Dawet'. Protes ini dilayangkan karena mereka tak terima nama besar ulama diparodikan dalam lagu. Joko Tingkir merupakan ulama alim yang kerap dikisahkan Gus Dur.
Joko Tingkir lahir dengan nama Mas Karebet. Ia dikenang sebagai Raja Pajang pertama dan ulama. Mas Karebet lahir pada 18 Jumadilakhir tahun Dal mangsa VIII. Ada kisah yang tersirat di balik nama tersebut.
Saat ia lahir, sang ayah Kebo Kenanga menggelar pertunjukan wayang beber. Dalangnya yakni Ki Ageng Tingkir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertunjukan tersebut, muncul suara 'kemebret' karena tiupan angin. Suara ini menginspirasi Kebo Kenanga untuk memberi nama pada anaknya yang baru lahir, yakni Mas Karebet.
Saat Mas Karebet berusia 10 tahun, sang ayah dihukum mati karena dituduh memberontak terhadap Kerajaan Demak. Sang ibu yakni Nyai Ageng Pengging kemudian jatuh sakit dan meninggal juga.
Maka dari itu, Mas Karebet diambil sebagai anak angkat oleh Nyai Ageng Tingkir. Sehingga sejak beranjak remaja, Mas Karebet lebih dikenal dengan nama Jaka Tingkir.
detikJatim menghimpun sejumlah fakta soal sosok Joko Tingkir, simak ya!
![]() |
Namanya Sering Dikisahkan oleh Gus Dur
Sosok Joko Tingkir memiliki kaitan erat dengan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Anggota DPRD Lamongan, Imam Fadli menceritakan, Gus Dur pernah berkisah soal sosok Joko Tingkir. Untuk itu, ia keberatan dengan penggunaan nama Joko Tingkir dalam lagu tersebut. Sebab, sosok Joko Tingkir adalah ulama dan raja besar yang dihormati.
Imam mengungkapkan Joko Tingkir tidak hanya dikenal masyarakat Lamongan, tapi juga dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang menurunkan banyak orang alim di tanah Jawa.
"Almarhum Gus Dur pernah berkisah tentang sosok Joko Tingkir yang tidak hanya Raja Pajang dan menantu Sultan Trenggono. Tapi juga sosok yang banyak menurunkan ulama di tanah Jawa," kata Imam, Rabu (10/8/2022).
"Sosok Joko Tingkir ini menjadi salah satu tokoh yang dihormati kebesaran dan kehebatannya serta menjadi teladan bersama," imbuhnya.
Makam Joko Tingkir di Lamongan kerap didatangi Gus Dur, di halaman selanjutnya!
Gus Dur Kerap Berziarah ke Makam Joko Tingkir
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan Siti Rubikah menyebut, petilasan Joko Tingkir memang ada di Lamongan, tepatnya di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran. Petilasan Joko Tingkir ini baru diketahui setelah almarhum Gus Dur pernah beberapa kali berziarah ke petilasan tersebut.
"Kisah tentang petilasan Joko Tingkir ini pernah disampaikan oleh almarhum Gus Dur dan hingga sekarang petilasan inipun masih ramai dikunjungi," tambahnya.
![]() |
Dulu Makamnya Tak Dikenali Warga hingga Gus Dur Datang
Di Lamongan, ada makam Ki Anggungboyo atau yang kini lebih dikenal sebagai makam Joko Tingkir. Lokasinya ada di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran. Pada 2020, pemerhati sejarah dan kebudayaan Lamongan M Nafis Abdurouf mengungkapkan, bentuk arsitekturnya memang menunjukkan situs tersebut merupakan sebuah makam.
Tapi, dari hasil kajian belum bisa dikatakan makam tersebut adalah makam Joko Tingkir atau Mas Karebet.
"Makam Ki Anggungboyo atau yang oleh warga sekitar dikenal sebagai Makam Joko Tingkir ini adalah satu bentuk peninggalan sejarah. Tapi dari hasil kajian, belum ada pembuktian kalau makam tersebut adalah makam Joko Tingkir," kata M Nafis kepada detikJatim, Jumat (30/10/2020).
Navis menambahkan, penamaan makam Ki Anggungboyo sebagai makam Joko Tingkir dimulai sejak adanya kunjungan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Gus Dur pernah berkunjung ke makam ini pada 1999. Menurut Gus Dur, makam tersebut adalah makam Joko Tingkir.
"Dari apa yang disampaikan oleh Gus Dur ini lah, masyarakat sekitar dan masyarakat Lamongan meyakini bahwa makam tersebut adalah makam Joko Tingkir," imbuhnya.
Joko Tingkir Disebut Murid Sunan Kalijaga
Joko Tingkir tumbuh sebagai pemuda yang tangguh. Sebab ia gemar bertapa, berlatih bela diri dan kesaktian. Ada banyak guru yang ia jadikan tempat menimba ilmu. Mulai dari Sunan Kalijaga, Ki Ageng Sela hingga Ki Ageng Banyubiru.
Babad Tanah Jawi mengisahkan, Joko Tingkir ingin mengabdi ke Demak. Ia ke Demak melalui sungai naik getek atau rakit bambu.
Kala itu, Joko Tingkir ditemani teman-teman seperguruannya. Dikisahkan, Joko Tinggir diserang sekawanan buaya.
Joko Tingkir bisa mengalahkan buaya-buaya tersebut. Bahkan buaya-buaya itu justru mengawalnya sampai Demak.
Sosok Joko Tingkir yang sempat menaklukkan Jawa Timur, baca halaman berikutnya!
Joko Tingkir Jadi Raja Pajang
Tak hanya itu, Joko Tingkir diangkat sebagai Adipati Pajang dengan gelar Adipati Adiwijaya. Ia juga menikahi Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggana.
Sultan Trenggana merupakan Raja Demak. Ia meninggal pada tahun 1546. Tiga tahun berselang, anak dari Sultan Trenggana yaitu Sunan Prawoto gagal meneruskan tahta, ia dibunuh Arya Penangsang.
Sehingga pada 1549 itu, Pusat kerajaan kemudian dipindah ke Pajang dengan Joko Tingkir sebagai raja pertama. Demak kemudian dijadikan kadipaten. Anak Sunan Prawoto jadi Adipatinya.
![]() |
Joko Tingkir Menundukkan Jawa Timur
Dari Jawa Tengah, Joko Tingkir menundukkan Jawa Timur. Panji Wiryakrama, Bupati Surabaya diambil sebagai menantu oleh Joko Tingkir
Ia kemudian menundukkan Madura. Itu setelah penguasa pulau tersebut yakni Raden Pratanu yang bergelar Panembahan Lemah Duwur Arosbaya menjadi menantunya juga.
Pada 1568, Sunan Prapen meramalkan Pajang akan ditaklukkan Mataram. Joko Tingkir tidak lagi cemas. Ia menyerahkan semuanya pada takdir.
Gugurnya Joko Tingkir
Perang Pajang vs Mataram meletus. Pajang menderita kekalahan. Dalam perjalanan pulang, Joko Tingkir singgah ke makam Sunan Tembayat namun tidak mampu membuka pintu gerbangnya. Itu dianggap sebagai firasat bahwa ajal segera tiba.
Adiwijaya alias Jaka Tingkir meninggal pada 1582. Ia menganggap perang antara Pajang dan Mataram sebagai takdir.