Joko Tingkir lahir dengan nama Mas Karebet. Ia dikenang sebagai Raja Pajang pertama dan ulama.
Asal-usul Nama Joko Tingkir
Mas Karebet lahir pada 18 Jumadil Akhir tahun Dal Mangsa VIII. Ada kisah yang tersirat di balik nama tersebut.
Saat ia lahir, sang ayah Kebo Kenanga menggelar pertunjukan wayang beber. Dalangnya yakni Ki Ageng Tingkir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertunjukan tersebut muncul suara 'kemebret' karena tiupan angin. Suara tersebut menginspirasi Kebo Kenanga untuk memberi nama pada anaknya yang baru lahir, yakni Mas Karebet.
Saat Mas Karebet berusia 10 tahun, sang ayah dihukum mati karena dituduh memberontak terhadap Kerajaan Demak. Sang ibu yakni Nyai Ageng Pengging kemudian jatuh sakit dan meninggal juga.
Maka dari itu, Mas Karebet diambil sebagai anak angkat oleh Nyai Ageng Tingkir. Sehingga sejak beranjak remaja, Mas Karebet lebih dikenal dengan nama Jaka Tingkir.
Hobi Joko Tingkir
Joko Tingkir tumbuh sebagai pemuda yang tangguh. Sebab ia gemar bertapa, berlatih bela diri dan kesaktian.
Ada banyak guru yang ia jadikan tempat menimba ilmu. Mulai dari Sunan Kalijaga, Ki Ageng Sela hingga Ki Ageng Banyubiru.
Babad Tanah Jawi mengisahkan, Joko Tingkir ingin mengabdi ke Demak. Ia ke Demak melalui sungai naik getek atau rakit bambu.
Kala itu, Joko Tingkir ditemani teman-teman seperguruannya. Dikisahkan, Joko Tinggir diserang sekawanan buaya.
Joko Tingkir bisa mengalahkan buaya-buaya tersebut. Bahkan buaya-buaya itu justru mengawalnya sampai Demak.
Joko Tingkir Jadi Raja Pajang
Joko Tingkir diangkat sebagai Adipati Pajang dengan gelar Adipati Adiwijaya. Ia juga menikahi Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggana.
Sultan Trenggana merupakan Raja Demak. Ia meninggal pada tahun 1546. Tiga tahun berselang, anak dari Sultan Trenggana yaitu Sunan Prawoto gagal meneruskan tahta, ia dibunuh Arya Penangsang.
Sehingga pada 1549 itu, Pusat kerajaan kemudian dipindah ke Pajang dengan Joko Tingkir sebagai raja pertama. Demak kemudian dijadikan kadipaten. Anak Sunan Prawoto jadi Adipatinya.
Joko Tingkir Menundukkan Jawa Timur
Dari Jawa Tengah, Joko Tingkir menundukkan Jawa Timur. Panji Wiryakrama, Bupati Surabaya diambil sebagai menantu oleh Joko Tingkir
Ia kemudian menundukkan Madura. Itu setelah penguasa pulau tersebut yakni Raden Pratanu yang bergelar Panembahan Lemah Duwur Arosbaya menjadi menantunya juga.
Pada 1568, Sunan Prapen meramalkan Pajang akan ditaklukkan Mataram. Joko Tingkir tidak lagi cemas. Ia menyerahkan semuanya pada takdir.
Baca juga: Lirik Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet |
Gugurnya Joko Tingkir
Perang Pajang vs Mataram meletus. Pajang menderita kekalahan. Dalam perjalanan pulang, Joko Tingkir singgah ke makam Sunan Tembayat namun tidak mampu membuka pintu gerbangnya. Itu dianggap sebagai firasat bahwa ajal segera tiba.
Adiwijaya alias Jaka Tingkir meninggal pada 1582. Ia menganggap perang antara Pajang dan Mataram sebagai takdir.
Terlepas dari kisah itu, Anggota DPRD Lamongan Imam Fadli menceritakan, Gus Dur pernah berkisah soal sosok Joko Tingkir. Untuk itu, ia keberatan dengan penggunaan nama Joko Tingkir dalam lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet. Sebab, sosok Joko Tingkir adalah ulama dan raja besar yang dihormati.
Imam mengungkapkan, Joko Tingkir tidak hanya dikenal masyarakat Lamongan, tapi juga dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang menurunkan banyak orang alim di tanah Jawa.
"Almarhum Gus Dur pernah berkisah tentang sosok Joko Tingkir yang tidak hanya Raja Pajang dan menantu Sultan Trenggono. Tapi juga sosok yang banyak menurunkan ulama di tanah Jawa," kata Imam, Rabu (10/8/2022).
"Sosok Joko Tingkir ini menjadi salah satu tokoh yang dihormati kebesaran dan kehebatannya serta menjadi teladan bersama," imbuhnya.
Simak Video "Video: Ada 29 Saksi yang Diperiksa KPK Selama di Lamongan"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/sun)