Kisah Calo Bioskop Legendaris Mojokerto Jual Tiket Untung Rp 25

Kisah Calo Bioskop Legendaris Mojokerto Jual Tiket Untung Rp 25

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Senin, 13 Jun 2022 11:54 WIB
Gedung Bioskop Indera di Mojokerto
Gedung Bioskop Indera Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Kota Mojokerto - Sai'in (66) menjadi salah seorang saksi hidup kejayaan Bioskop Indera yang legendaris di Kota Mojokerto. Ia ikut menikmati kejayaan teater film ini dengan menjadi calo tiket.

Saat ditemui detikJatim, bapak enam anak ini duduk termenung di atas becaknya sembari memandangi sebuah gedung terbengkalai di Jalan KH Hasyim Ashari, Kelurahan Kauman, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Tepat di tembok atas teras gedung ini nampak jelas kata INDERA.

Ya, gedung bergaya Belanda yang sudah tak terawat itulah bekas bioskop legendaris di Kota Mojokerto. Sai'in langsung teringat dengan pengalamannya menjadi calo tiket di gedung ini 35 tahun silam. Ia menjadi makelar tiket di Bioskop Indera sejak 1987 untuk menambah penghasilannya sebagai tukang becak.

"Saya dulu makelar karcis di bioskop ini sejak tahun 1987. Dulu harga tiketnya masih Rp 100. Zaman itu harga beras Rp 30 sampai 40, harga emas Rp 100 per gram," kata Sai'in kepada detikJatim di tempat mangkalnya persis di sebelah timur bekas Bioskop Indera, Senin (13/6/2022).

Pria kelahiran Pulorejo, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto ini menjelaskan, banyak calo tiket yang beroperasi di Bioskop Indera pada masa itu. Karena teater film yang satu ini selalu ramai penonton. Tak pelak dalam sehari, Sai'in bisa menjual 30 hingga 50 tiket kepada penonton.

"Saya hanya ambil tiket dari loket, setelah terjual, baru setor. Harga di loket Rp 75, saya jual Rp 100. Untung Rp 25 per tiket," terangnya.

Pada masa kejayaannya, lanjut Sai'in, Bioskop Indera memutar film 3 kali sehari. Yaitu pukul 19.00 hingga 21.00 WIB, pukul 21.00 sampai 23.00 WIB, serta pukul 24.00 hingga 02.00 WIB. Penonton paling ramai pada Sabtu Malam karena seluruh kursi penuh. Hari-hari biasa juga ramai, tapi tak sampai penuh.

Kapasitas bioskop ini lumayan besar lantaran tempat penonton berada di dua lantai. Lantai pertama terdiri dari 3 baris kursi penonton. Masing-masing baris untuk 3 penonton. Deretan kursi penonton ke belakang mencapai sekitar 50 baris.

Sedangkan kapasitas lantai dua hanya separuhnya. Hanya saja, kursi penonton terbuat dari kayu. Di dalam bioskop juga belum dilengkapi pendingin ruangan atau pun kipas angin.

"Dulu penonton kebanyakan remaja kalau film kungfu dari Cina. Mereka yang pacaran suka nonton film seks dari luar, film India percintaan. Paling laris ya filmnya Rhoma Irama," ungkapnya.

Pria yang kini tinggal di Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto ini mengaku menjadi calo tiket di Bioskop Indera selama 7 tahun. Bioskop legendaris ini tutup sejak ada televisi sekitar tahun 1994.

"Bioskop Indera tutup saat televisi keluar. Alun-alun diberi satu TV besar yang masih hitam putih. Saya lupa tahun berapa, alun-alun masih jelek, masih lapangan biasa, belum ada bangunan," jelasnya.

Salah satu penonton penonton setia Bioskop Indera, Toni (58) mengaku masih teringat masa-masa remajanya dulu, saat melihat gedung bekas Bisokop Indera yang kini terbengkalai. Menurutnya, pada masa itu manajemen bioskop melarang masuk penonton yang usianya masih di bawah 17 tahun.

"Kalau film bagus nonton, kalau jelek ya tidak. Misalnya film Rhoma Irama, film Kungfu Shaolin, G 30S PKI. Dulu saya belum berani pacaran, nonton sama teman saja," tandasnya.


(hil/dte)


Hide Ads