Tradisi Malam Selawe atau malam ke-25 Ramadan di Gresik kembali digelar. Warga mendatangi kawasan Giri, Kebomas, setelah malam selawe dua tahun vakum tak digelar.
"Alhamdulillah pada malam 25 Ramadan ini kami bisa melakukan tradisi malam selawe lagi," ujar Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani kepada wartawan di kawasan makam Sunan Giri, Senin (26/4/2022).
Bupati yang akrab disapa Gus Yani ini mengatakan malam selawe merupakan budaya turun temurun yang dimulai pada zaman Sunan Giri. Saat itu Sunan Giri mengajak seluruh santri untuk meningkatkan ibadah di 10 malam terakhir Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satunya juga mengharapkan mendapat malam lailatul qadar. Kami melanjutkan tradisi ini. Mengharap rida Allah, warga Gresik juga berharap mendapat lailatul qadar," kata Gus Yani.
Selain tradisi, kata Gus Yani, malam selawe juga menjadi ajang penggerak ekonomi. Banyak warga di penjuru Gresik datang ke Giri. Ada multiplier effect yang terjadi terkait pemulihan ekonomi di Gresik.
"Semoga tradisi malam selwae ini tetap kita jaga. Dan semoga pandemi COVID-19 segera berakhir," tandas Gus Yani.
Sementara itu Camat Kebomas Yusuf Ansori mengatakan malam selawe diserbu warga. Semakin malam makin banyak warga yang datang.
"Tadi ramainya setelah tarawih. Itu orang ziarah ke makam Sunan Giri," kata Yusuf.
Yusuf menambahkan di area parkir juga digelar pameran untuk memfasilitasi dan mengangkat UMKM setempat. Dari ribuan UMKM yang telah didata ada sekitar 20 UMKM yang dilibatkan.
"Kita angkat dan kita buatkan nomor induk berusaha. Jadi mereka legal akhirnya bisa untuk pinjam modal ke Gresik. Iya (Intinya memfasilitasi UMKM setempat) hanya 20 karena sempit untuk pameran," lanjut Yusuf.
Sedangkan untuk antisipasi pengunjung ramai, karena setelah dua tahun tidak digelar, Yusuf menyampaikan untuk keamaman di lokasi melibatkan Polres Gresik, Kodim, Dishub dan Satpol PP. Sedangkan jarak pameran UMKM dengan area makam Sunan Giri sekitar 50 meter.
(iwd/iwd)