Sejarah berdirinya Bondowoso tak lepas dari nama Ki Ronggo. Ia dikenal sebagai seorang tokoh legendaris di Bondowoso.
Berdasarkan sejumlah literatur sejarah, kisahnya berawal saat Bupati Besuki bernama Ronggo Kiai Suroadikusumo mengutus anak angkatnya yang bernama Raden Bagus Asra alias Mas Astrotuno untuk mengembangkan wilayah.
Raden Bagus Asra, yang kemudian dikenal dengan sebutan Ki Ronggo ini diberi titah untuk mengembangkan wilayah ke selatan timur. Yakni wilayah yang kini disebut Bondowoso. Dia ditemani beberapa pengikut dan seekor kerbau putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum berangkat melaksanakan titah, Ki Ronggo terlebih dulu dinikahkan dengan putri Bupati Probolinggo Joyolelono, yang bernama Roro Sakdiyah.
Bupati Probolinggo ini kemudian memberikan seekor kerbau putih jenis 'dungkol'. Yakni kerbau yang tanduknya melengkung ke bawah, seolah menancap ke bumi.
Kerbau itu bernama 'Melateh' atau dalam bahasa Indonesia berarti 'Melati'. Konon, kerbau putih kesayangan Ki Ronggo ini turut berperan dalam pengembangan wilayah di Bondowoso.
"Menurut cerita dari mbah-mbah saya dulu, kerbau ini selalu jadi petunjuk Ki Ronggo," jelas Ketua Paguyuban Keturunan Ki Ronggo, Supriadi, saat berbincang dengan detikJatim, Sabtu (2/2/2022).
Dia mengatakan, Ki Ronggo bermaksud mencari lokasi pusat pemerintahan setelah diangkat menjadi Demang Blindungan. Maka, kerbau putih itu dilepaskan untuk menemukan lokasi yang tepat dijadikan pusat pemerintahan.
"Kepercayaannya adalah, di mana kerbau putih itu berhenti, maka di situlah yang tempat yang layak dijadikan pusat pemerintahan," kata pria yang merupakan keturunan ke-5 Ki Ronggo ini.
Ternyata, kerbau putih bernama Melateh itu berhenti di sebuah tempat. Tempat itulah yang saat ini menjadi lokasi alun-alun Bondowoso.
Untuk meratakan tanah di tempat yang akan dijadikan alun-alun, Ki Ronggo kerap menggelar tontonan bagi masyarakat sekitar. Seperti aduan sapi, aduan buruh puyuh, dan sebagainya.
Tujuannya, agar tanah di lokasi yang masih belum rata menjadi makin rata. Sebab, tanahnya kerap diinjak-injak.
Salah satu tontonan yang paling banyak menyedot banyak orang yakni aduan sapi. Karena itulah, aduan sapi kemudian menjadi budaya tradisional khas Bondowoso.
"Kerbau putih bernama Melateh milik Ki Ronggo itu memang dikebumikan persis di bawah pohon beringin tersebut, sebagai penanda bahwa kerbau itu memiliki andil pendirian alun-alun dan Bondowoso," pungkas Supriadi.
(hse/iwd)