Demo Anarki Bikin PHRI Jatim Cemas Okupansi Hotel Makin Tiarap

Demo Anarki Bikin PHRI Jatim Cemas Okupansi Hotel Makin Tiarap

Aprilia Devi - detikJatim
Senin, 01 Sep 2025 16:45 WIB
Massa membakar Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Massa membakar Gedung Negara Grahadi Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Situasi tidak kondusif yang belakangan terjadi berdampak langsung pada sektor perhotelan. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur mencatat penurunan tingkat hunian kamar hotel secara signifikan mencapai 30%.

Ketua PHRI Jatim Dwi Cahyono mengatakan, penurunan ini mulai terasa sejak 2 hari terakhir dengan puncaknya pada Minggu (31/8) malam. Penurunan terutama terjadi di Kota Surabaya. Banyak tamu hotel yang mempercepat waktu check out hingga membatalkan kunjungan mereka.

"Okupansi yang sebelumnya stabil di angka 48% sampai 50%, sekarang drop jadi sekitar 30%. Itu dari tamu yang sudah check in tapi mempercepat check out, memperpendek masa tinggal, bahkan ada yang membatalkan atau me-reschedule kunjungan," ujar Dwi saat dihubungi detikJatim, Senin (1/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dwi menyebutkan tamu yang tetap menginap umumnya hanya yang memiliki keperluan mendesak. Sementara tamu yang datang untuk liburan atau urusan tidak terlalu penting memilih menjadwal ulang.

"Kecuali yang memang tidak bisa ditinggal, yang mendesak. Tapi kalau liburan atau kunjungan biasa, banyak yang batal atau di-reschedule," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, hotel di kawasan pusat kota Surabaya yang menjadi zona merah dalam insiden aksi berujung kerusuhan juga merasakan dampak khusus, termasuk kerusakan dan kekhawatiran akan aksi lanjutan.

Salah satu hotel yang terdampak adalah Hotel Sahid di Jalan Sumatera, Surabaya. Meski sempat mengalami kerusakan karena situasi sempat memanas, pihak hotel langsung melakukan perbaikan.

"Sahid itu sempat terdampak karena aksi Jumat (30/8) malam, tapi langsung malam itu juga diperbaiki untuk memberi rasa aman kepada tamu," ujarnya.

Dwi juga mengungkapkan kekhawatiran para pelaku usaha hotel terhadap potensi penjarahan, khususnya terhadap kendaraan tamu yang diparkir di luar area hotel.

"Yang kami khawatirkan itu mobil tamu yang parkir di luar. Kalau kelihatan dari jalan, bisa jadi sasaran. Jadi sementara parkir kita amankan di dalam hotel, khususnya malam hari," jelasnya.

Tak hanya Surabaya, Dwi menyebut hampir seluruh wilayah di Jawa Timur turut terdampak aksi demonstrasi yang disertai kericuhan, pembakaran, hingga penjarahan beberapa hari terakhir.

"Malang juga terdampak. Saya lihat banyak pos polisi yang dibakar. Gedung DPRD sih nggak diserbu, tapi pos polisi dari besar sampai kecil dibakar," katanya.

Ia berharap situasi bisa segera kembali kondusif agar sektor perhotelan dan pariwisata tidak semakin terpuruk. Sebab tak hanya penurunan okupansi, sejumlah event di wilayah Surabaya termasuk Jatim pun banyak yang di-cancel akibat situasi saat ini.

Namun dirinya menegaskan bahwa operasional hotel di seluruh wilayah saat ini tetap berjalan normal.

"Harapan kami situasi cepat selesai dan kondusif. Mungkin harus dengan aksi untuk memperbaiki situasi ya, karena banyak sekali permasalahan termasuk LMKN, pajak, dan lainnya. Tapi kalau bisa tidak anarkis," pungkasnya.




(dpe/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads