Kreatif, seorang pemuda di Lamongan ini sukses menyulap tanaman gulma menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Ya, ia mengolah tanaman rumput okot menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi, yaitu gelang balita yang dipercaya dapat menolak sawan.
Pemuda kreatif yang mengolah gulma menjadi tanaman bernilai jual itu adalah Dio Cendana Paksi. Melalui kreativitas dan keterampilannya, warga Dusun Sambi, Desa Kedungkumpul, Kecamatan Sukorame ini berhasil mengolah rumput okot menjadi gelang balita yang dipercaya dapat menolak sawan.
"Di desa saya ini banyak tanaman gulma, khususnya rumput okot yang sering dibasmi karena dianggap sebagai gulma karena mengganggu pertumbuhan tanaman lain," kata Dio Cendana Paksi saat berbincang dengan wartawan, Rabu (14/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses merangkai gelang okot ini, ungkap Dio, juga tidak terlalu rumit, namun membutuhkan kesabaran. Langkah pertama dalam proses pembuatan gelang ini, papar Dio, adalah mengumpulkan dan mencari rumput okot untuk kemudian mengeringkannya di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering.
"Proses pembuatannya mudah dan tidak memerlukan biaya produksi yang tinggi," ujarnya.
![]() |
Setelah batang gulma rumput okot tersebut sudah benar-benar kering, lanjut Dio, proses selanjutnya adalah memotong batang rumput okot tersebut menjadi beberapa bagian kecil menggunakan gergaji kecil. Agar okot kering tersebut menjadi lebih halus dan maksimal, potongan-potongan itu kemudian dihaluskan dengan amplas.
"Setiap potongan kecil digosok dengan telaten hingga halus, lalu dirangkai menjadi gelang," jelasnya.
Proses selanjutnya adalah proses yang tidak terlalu rumit tapi membutuhkan kesabaran, yaitu merangkai rumput okot kering yang sudah dihaluskan tadi. Selain batang rumput okot, gelang kreasi Dio ini juga dihiasi dengan manik-manik berwarna hitam yang semakin mempercantik penampilan. Untuk memberikan kesan yang menarik, setiap gelang juga selalu dilengkapi dengan ukiran tulisan nama pemesannya.
"Kalau ukiran nama tergantung pesanan aja mas," ungkapnya.
Menurut Dio, gelang rumput okot tersebut tidak hanya ia pasarkan di Lamongan saja tapi juga banyak dipesan secara online. Dio mengaku, gelang kreasinya yang dipercaya bisa menjadi tolak sawan ini telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Untuk mempercantik kiriman gelangnya, setiap pesanan dikemas dengan plastik dan brand produk, sehingga tampak lebih menarik.
"Untuk harga satu buah gelang biasanya saya jual berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu tergantung tingkat kesulitan pembuatannya," beber Dio.
Menariknya, berkat kreativitasnya, Dio mampu menghasilkan omzet yang lumayan setiap minggunya. Pesanan pun semakin bertambah seiring dengan mulai dikenalnya produk gelang rumput okot di media sosial. Dengan inovasi ini, Dio tidak hanya berhasil mengubah pandangan masyarakat terhadap tanaman gulma, tetapi juga menciptakan peluang usaha yang menjanjikan.
"Ide awalnya sih karena di desa sini banyak rumput okot, lalu saya inisiatif untuk menjadikan tanaman gulma tersebut menjadi gelang tolak sawan," tutupnya.
(auh/hil)