Hadapi ancaman Pangan, Bulog Gandeng Petani dan Penggerak pertanian

Hadapi ancaman Pangan, Bulog Gandeng Petani dan Penggerak pertanian

Eka Rimawati - detikJatim
Kamis, 17 Okt 2024 00:15 WIB
pertanian banyuwangi
Panen padi Simbolis di lahan pertanian Mitra Tani Banyuwangi (Foto: istimewa)
Banyuwangi -

Cuaca ekstrem yang dipicu panjangnya fenomena El Nino dan La Nina hampir di seluruh wilayah Indonesia menjadi tantangan bagi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Tantangan itu yakni mengamankan ketersediaan cadangan pangan dalam negeri.

Dalam catatan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui, produksi beras nasional pada April 2024 diperkirakan mencapai 5,53 juta ton dan Mei 2024 berada di angka 3,19 juta ton. Selanjutnya pada Juni 2024 diperkirakan produksi beras mulai menurun menjadi 2,12 juta ton.

Angka tersebut memperlihatkan kemerosotan produksi beras nasional hingga lebih dari 2 juta ton. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka penurunan produksi kalau tidak salah yang dirilis bapanas itu minus ya kalau di akumulasi sampai lebih dari 2 juta produksi," kata Febby saat memanen padi Simbolis di lahan pertanian Mitra Tani Banyuwangi, Rabu (16/10/2024).

Hal itu pula yang mendorong Bulog bergerak jemput bola dengan menggandeng sejumlah mitra penggerak pertanian dan kelompok tani di sejumlah wilayah di Indonesia. Di Banyuwangi, Perum Bulog memberdayakan mitra tani dengan menanami lebih dari 1 hektar lahan pertanian yang telah siap panen.

ADVERTISEMENT

"Bulog hadir di tengah kondisi perubahan iklim seperti yang sekarang tetapi kita fokus pada ketahanan pangan Indonesia dan meningkatkan produksi dalam negeri sehingga target bisa tercapai kita punya sentra penggilingan padi di 10 daerah se Indonesia, di Jatim ada 4 salah satunya Banyuwangi untuk ketersediaan bahan baku kita berkolaborasi dengan mitra tani dan sejumlah perusahaan," tegas Febby.

Direktur Human Capital Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto mengatakan Bulog mengambil 2 posisi dengan mengantarkan kebaikan dan menjadi sahabat Petani. Dimana Bulog mendistribusikan pangan kepada konsumen dengan harga yang terjangkau hingga wilayah pelosok dan memastikan ketersediaan bahan pokok utama di daerah masing-masing aman.

"Cadangan pangan kita cukup kuat jadi tidak usah khawatir, dengan pangan yang tersedia di berbagai gudang-gudang di seluruh Indonesia Sabang sampai Merauke. Bulog mengantarkan kebaikan dengan cara menjamin tersedianya beras dan pangan pokok dan menjadi sahabat Petani dalam upaya peningkatan produktivitas," terangnya.

Bukan hanya itu, perum Bulog juga akan bekerjasama dengan TNI AD dalam upaya memanfaatkan lahan-lahan kurang produktif dengan cadangan air minim disulap menjadi lahan produktif. Perum Bulog juga akan meningkatkan produktivitas menggunakan lahan-lahan marginal.

"Dengan petani di daerah-daerah yang kita sebut lahan marginal itu masih luas lahan marginal di berbagai tempat seperti Provinsi Sulawesi Kalimantan di berbagai provinsi yang lain akan bersama-sama mengoptimalkan potensi lahan marginal," imbuh Sudarsono.

Cadangan beras dalam negeri dipastikan dengan jumlah mencapai lebih dari 1,5 juta ton pada tahun ini dan kesiapan untuk cadangan tahun berikutnya. Serapan gabah di tingkat petani ditingkatkan dengan hpp sekitar Rp. 6.000.

Tantangan terbesar Bulog adalah perubahan iklim disertai ancaman kekeringan merata, kekurangan lahan pertanian dan hama.




(erm/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads