Harga Beras Cuma Rp 11.000/Kg di Gerakan Pangan Murah Banyuwangi

Harga Beras Cuma Rp 11.000/Kg di Gerakan Pangan Murah Banyuwangi

Eka Rimawati - detikJatim
Selasa, 01 Okt 2024 11:25 WIB
Gerakan Pangan Murah di Banyuwangi.
Gerakan Pangan Murah di Banyuwangi. Foto: Istimewa
Banyuwangi -

Badan Pangan Nasional (BPN) menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Banyuwangi, Senin (30/9/2024). Dalam gerakan tersebut, berbagai bahan pangan dijual dengan harga yang terjangkau masyarakat. Termasuk harga beras yang hanya Rp 11.000.

GPM dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Pada gerakan itu, BPN bersama Pemkab Banyuwangi bekerja sama dengan toko retail seperti Roxy, Vionata, dan Ramayana. Selain itu, juga melibatkan beberapa pihak lainnya seperti Bulog, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), dan UMKM setempat.

Berlangsung di Lapangan Glagah Desa Olehsari, acara ini mendapat sambutan positif dari warga. Mereka ingin membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dibandingkan harga pasar, seperti beras, gula, telur, minyak goreng, cabai, serta bawang putih dan bawang merah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai contoh, harga mi instan Indomie bisa didapatkan seharga Rp 80 ribu per dus (isi 40), sementara harga normal Rp 120 ribun. Beras medium (5 kg) dijual seharga Rp 56.500 atau sekitar Rp 11.500 per kilogram, sementara harga di pasaran mencapai Rp 60.000.

Gula pasir dijual Rp 17.000 per kg, sedangkan harga pasaran Rp 18.000 per kg. Minyak goreng juga dijual dengan harga Rp 13.500 per liter, lebih rendah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp 16.200.

ADVERTISEMENT

Pj Bupati Banyuwangi Sugirah mengatakan, salah satu daya tarik utama Gerakan Pangan Murah adalah harga jual yang jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran.

"Hal ini tentu saja sangat membantu masyarakat. Terutama mereka yang memiliki daya beli terbatas. Dengan program ini, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam," kata Sugirah saat meninjau pelaksanaan.

Sugirah menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas pangan di Banyuwangi. Termasuk fasilitasi distribusi pangan melalui distribusi pangan dari wilayah surplus ke defisit, agar tercipta keseimbangan pasokan dan stabilisasi harga.

"Jadi, misalkan daerah dengan pasokan jagung yang melimpah seperti Wongsorejo, bisa substitusi desa lain di Banyuwangi agar pasokan harganya bisa stabil," ungkap Sugirah.

Ia juga memastikan pasokan pangan di Banyuwangi dalam kondisi aman, meskipun di tengah lesunya beberapa komoditas holtikultura seperti cabai dan tomat. Ia berkomitmen terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memantau perkembangan harga dan stok pangan di pasar.

"Kami akan terus berupaya menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat Banyuwangi. Terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah menyelenggarakan kegiatan ini," tutup Sugirah.

Painem (63), warga Desa Paspan, kedapatan memborong cabai rawit, bawang putih dan bawang merah, minyak, dan telur untuk kebutuhan di rumahnya.

"Dapat kabar kalau ada pasar murah di sini, jadi sempatkan untuk beli karena harganya lebih terjangkau daripada di peken (pasar tradisional)," terangnya antusias.

Di pasar murah tersebut, juga tersedia berbagai bahan pokok lainnya, yaitu Intermi 1 dus (isi 40) dengan harga Rp 40.000, tepung tapioka (500 gr) seharga Rp 8.000, bawang putih Rp 34.000/kg, cabai rawit seharga Rp 28.000/kg, buncis Rp 3.000/bundle, jamur kuping Rp 7.000/ikat, dan tomat Rp 3000/kg.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads