
Banyuwangi Genjot Produksi Bawang Merah dan Cabai Rawit dari Sekolah Lapangan
Banyuwangi dikenal jadi salah satu sentra pertanian nasional. Pemkab Banyuwangi mengupgrade kapasitas dan skill petani bawang merah-cabai dengan sekolah lapang.
Banyuwangi dikenal jadi salah satu sentra pertanian nasional. Pemkab Banyuwangi mengupgrade kapasitas dan skill petani bawang merah-cabai dengan sekolah lapang.
Mengantisipasi kelangkaan pupuk, sebanyak 50 petani dari berbagai daerah di Banyuwangi dilatih untuk membuat pupuk organik agar bisa mandiri pupuk.
Pemkab Banyuwangi meminta petani untuk tidak risau soal pupuk usai terbitnya Permentan. Pupuk urea dan NPK masih tetap mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Petani di Banyuwangi berhasil membudidaya ginseng merah. Dari hasil budidaya ini, petani ini bisa meraup hasil penjualan hingga Rp 200 juta per bulan.
Memasuki masa tanam untuk 2022, para petani di Banyuwangi menggelar tasyakuran 'Bubak Sawah'. Mereka menggelar tasyakuran dekat dengan irigasi pertanian.
Petani di Banyuwangi mulai mengembangkan porang. Tingginya permintaan membuat budidaya porang kini mulai dilakukan di Desa Sukorejo, Bangorejo, Banyuwangi.
Para petani tanaman pangan di Banyuwangi mendapat bantuan 582,45 ton benih berkualitas. Benih ini untuk mendukung produktivitas lahan mereka.
Rencana impor beras 1 juta ton membuat petani Banyuwangi Merana. Sebab, jelang masa panen raya, petani di Banyuwangi risau atas harga gabah yang kian merosot.
Petani di Banyuwangi tidak setuju dengan rencana pemerintah impor beras. Kebijakan tersebut dinilai sama dengan membunuh petani secara perlahan.
Di masa pandemi COVID-19, sektor pertanian tetap mendapat perhatian dari Pemkab Banyuwangi. Pemkab mendaftarkan 113 ribu lebih petani ke dalam sistem e-RDKK.