Harga Jual Naik, Luas Tanam Tembakau Lamongan Bertambah Jadi 9.638 Ha

Harga Jual Naik, Luas Tanam Tembakau Lamongan Bertambah Jadi 9.638 Ha

Eko Sudjarwo - detikJatim
Jumat, 06 Sep 2024 12:38 WIB
petani tembakau di lamongan
Petani tembakau Lamongan (Foto: Istimewa)
Lamongan -

Harga tembakau di Lamongan tercatat mengalami kenaikan. Jika panen petik pertama harga Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu per kg rajangan, kini dipetik ke-4 harganya sudah Rp 54 ribu per kg rajangan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lamongan Mohammad Wahyudi mengatakan, saat ini wilayahnya sudah panen tembakau petik pertama hingga ke empat. Dibanding tahun lalu, pada petik pertama ini ada kenaikan karena pada tahun 2023 petik pertama rata-rata harga Rp 35 ribu per kg rajangan.

"Panen tembakau yang dilaksanakan sejak awal Agustus 2024 mencatat adanya kenaikan harga. Pada pelaksanaan panen petik pertama mencapai harga mulai Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu per kg rajangan. Bahkan untuk petik keempat mencapai harga Rp 54 ribu per kg rajangan," kata Mohammad Wahyudi kepada wartawan, Kamis (5/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan harga tembakau ini, terang Wahyudi, tentu menunjang kesejahteraan petani di Lamongan. Nilai tukar petani (NTP) sektor perkebunan, ungkap Wahyudi, tahun 2022 sebesar 101,67 dan tahun 2023 ini naik jadi 111,32. Kenaikan harga jual tembakau ini memberikan pengaruh positif kesejahteraan petani.

"Pengukurannya ada pada Nilai Tukar Petani (NTPl). NTP Lamongan terus meningkat, salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas tembakau," ujar Wahyudi.

ADVERTISEMENT

Wahyudi belum bisa memastikan prosentase kenaikan harga tembakau secara keseluruhan. Pasalnya, pelaksanaan panen tembakau belum selesai. Namun, pihaknya berharap harga akan terus naik.

Dia mengaku tak hanya harga tembakau saja yang meningkat, namun luas tanam tembakau di Lamongan tahun 2024 juga dinyatakan meningkat.

"Luas tanam tembakau di Lamongan tahun 2024 ini yakni 9.638 hektare. Angka ini meningkat, karena lebih besar dibandingkan dengan luas tanam pada tahun 2023, yaitu 8.337 hektare," ucapnya.

Sementara potensi tembakau di Kota Soto ini terpusat di 8 kecamatan. Yakni, Kecamatan Sukorame, Bluluk, Sambeng, Ngimbang, Mantup, Modo, Kedungpring, dan Sugio. Para petani menanam tembakau dengan varietas Jawa dan Virginia.

"Peningkatan luas tanam ini didukung oleh beberapa faktor. Di antaranya kondisi iklim yang mendukung pertanaman tembakau, harga komoditas yang kompetitif, dan peralihan penanaman komoditas lain (padi atau palawija) ke tembakau," jelasnya.




(abq/fat)


Hide Ads