2 Kampus Bikin Alat Pengering untuk Produksi Batik Ciprat Karangpatihan

2 Kampus Bikin Alat Pengering untuk Produksi Batik Ciprat Karangpatihan

Charolin Pebrianti - detikJatim
Kamis, 08 Agu 2024 11:45 WIB
Pelatihan pengeringan kain batik menggunakan tenaga listrik di Ponorogo.
Pelatihan pengeringan kain batik menggunakan tenaga listrik di Ponorogo. Foto: Istimewa
Ponorogo -

Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo menjadi salah satu sentra batik ciprat. Perbedaan batik ciprat di sini dengan lainnya adalah diproduksi para tunagrahita.

Batik menjadi sumber penghasilan para tunagrahita di sini. Melihat potensi tersebut, Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) membantu memberikan alat pengering hingga pemasaran.

"Ini bentuk sinergitas, dari UKWMS ada alat pengering batik ciprat tenaga listrik, dan dari UMPO kami bantu pemasaran digital," tutur Ketua LPPM UMPO Rizal Arifin kepada wartawan, Kamis (8/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizal menambahkan, program pemberdayaan kemitraan masyarakat ini didanai DRTPM Kemdikbudristek 2024. Bantuan yang diberikan ini untuk meningkatkan produksi sekaligus omzet warga. Sebab, batik ciprat jadi produk unggulan desa ini.

"Pelatihan kami lakukan di Balai Rumah Harapan Mulya. Kami juga mengajarkan peningkatan kemampuan teknis dan manajerial perajin batik ciprat dalam menghadapi tantangan industri kreatif modern," imbuh Rizal.

ADVERTISEMENT

Salah satu peserta Samuji mengaku senang dengan adanya inovasi pengering kain batik dengan listrik. Sebab, selama ini kain batik karyanya dikeringkan di bawah sinar matahari.

"Dengan alat pengering tenaga listrik, proses produksi kami terutama bagian pengeringan menjadi lebih efisien, dan hasilnya lebih konsisten serta tidak perlu menunggu sinar matahari," terang Samuji.

Ia pun berharap kerja sama ini dapat memberikan dampak positif bagi perajin batik ciprat di Karangpatihan. Juga sebagai bentuk komitmen untuk terus mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar.

"Hasilnya lebih efisien juga tidak mengurangi kualitas dan keindahan produk sehingga tidak bergantung dengan cuaca," papar Samuji.

Ketua Pelaksana PKM dari UMPO Rochmat Aldy Purnomo menerangkan, pihaknya juga memberikan pelatihan tentang strategi pemasaran digital. Terutama memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar batik ciprat.

"Materi yang disampaikan meliputi pembuatan konten kreatif, pengelolaan akun media sosial, dan strategi pemasaran online," tandas Rochmat.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan langkah keberlanjutan dari kerja sama jangka panjang antara UMPO, UKWMS, dan Rumah Harapan Mulya untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif di Karangpatihan. Sekaligus peningkatan taraf hidup melalui ekonomi.

"Kami berharap dengan pemasaran digital, produk Batik Ciprat Karangpatihan bisa lebih dikenal dan diminati konsumen dari berbagai daerah," pungkas Rochmat.




(irb/fat)


Hide Ads