SMK Mitra Industri ketiga kini hadir di Mojokerto. Lembaga pendidikan vokasi ini hadir untuk mencetak lulusan sesuai kebutuhan industri. Sehingga diharapkan bisa menekan pertumbuhan angka pengangguran.
Groundbreaking pembangunan SMK As Syarif Mitra Industri di Desa Brangkal, Sooko, Mojokerto dilakukan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. SMK ini didirikan atas kerja sama Yayasan Pendidikan dan Sosial As Syarif dengan Yayasan Mitra Industri Mandiri.
Lembaga pendidikan yang dikelola keluarga Ida Fauziyah ini menjadi SMK Mitra Industri ketiga di Indonesia. Yaitu setelah SMK Mitra Industri MM2100 di Cikarang, Bekasi dan SMK Mitra Industri 02 di Tayu, Pati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunannya dikerjakan oleh Yayasan Pendidikan dan Sosial As Syarif. Pembangunan tahap pertama SMK As Syarif Mitra Industri ditargetkan selesai dalam 3 bulan. Sehingga bisa membuka pendaftaran siswa baru angkatan pertama pada tahun ajaran 2024-2025.
"Harapan saya dengan lahirnya lembaga pendidikan vokasi di sini menyumbang tenaga skil baru untuk mengurangi tingkat pengangguran terbuka (TPT). Makanya dari awal saya mendukung ada kemitraan dengan industri, outputnya bisa digunakan untuk industri, yang disiapkan sesuai kebutuhan industri," terang Ida kepada wartawan di lokasi, Jumat (8/3/2024).
Ida menjelaskan Indonesia saat ini menikmati bonus demografi sampai 2035. Menurutnya, penduduk usia produktif 15-64 tahun sampai tahun 2025, jumlahnya diprediksi mencapai 196,13 juta jiwa. Dari jumlah itu, 53,8% adalah penduduk usia milenial dan gen Z.
Sedangkan sampai tahun 2030, lanjut Ida, penduduk usia produktif di Indonesia diperkirakan menembus angka 203 juta. Menurutnya, bonus demografi ini bakal berbuah manis jika Indonesia mampu menyiapkan SDM unggul, infrastruktur memadai, serta karakter kuat bangsa.
"Saya gelisah karena data menunjukkan SDM belum kita siapkan dengan baik. Tingkat pengangguran terbuka kita akibat tidak mampunya kita memberikan lapangan pekerjaan masih cukup tinggi. Karena tidak terjadi link and match," ujarnya.
Ia membeberkan, penduduk Indonesia yang bekerja saat ini didominasi lulusan SMP. Sebab mencapai 56%. Lulusan pendidikan yang lebih tinggi justru menyumbang TPT lebih besar. Menurut Ida, lulusan SMA menyumbang 8,1% TPT, lulusan SMK 9,31%, lulusan Diploma 4,7%, lulusan Sarjanya 5,18%.
"Jadi, paling tinggi TPT disumbang lulusan SMK," ungkapnya.
Oleh sebab itu, kata Ida, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perpres nomor 68 tahun 2022 untuk merevitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi agar sesuai kebutuhan industri. SMK As Syarif Mitra Industri sejalan dengan peraturan presiden tersebut.
"Sekolah ini harus mendedikasikan diri untuk menekan tingkat pengangguran kita dan memenuhi kebutuhan industri. Tidak hanya di dalam negeri, tapi juga mengambil peluang industri di luar negeri, seperti Jepang, Korsel, Jerman," jelasnya.
Ketua Yayasan Mitra Industri Mandiri Darwoto menuturkan, model pendidikan di SMK As Syarif Mitra Industri betul-betul disesuaikan dengan kebutuhan industri. Sehingga lulusannya nanti bisa diserap untuk bekerja di ratusan industri yang ada di Jatim.
"Ini kontribusi nyata himpunan kawasan industri Jatim. Mereka mendukung berdirinya SMK As Syarif. Ada sekitar 12 kawasan industri di Jatim, di dalamnya ada ratusan industri, yang hadir hari ini 12 industri," terangnya.
SMK As Syarif Mitra Industri, tambah Darwono, bakal membuka 4 jurusan. Yaitu jurusan ototronik, permesinan, mekatronik, serta animasi. "Kapasitasnya kalau gedung selesai semua adalah 1.000 siswa," tandasnya.
(abq/iwd)