Arus Lalin Tol Surabaya-Gempol Naik 1,53% Sejak Awal Oktober 2023

Arus Lalin Tol Surabaya-Gempol Naik 1,53% Sejak Awal Oktober 2023

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Sabtu, 14 Okt 2023 21:26 WIB
Dirut PT Jasamarga Transjawa Tol Rudi Kurniadi saat wawancara dengan awak media
Dirut PT Jasamarga Transjawa Tol Rudi Kurniadi (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Kenaikan tarif ruas Tol Surabaya-Gempol berlaku 2 pekan lalu. Sejumlah pengguna jalan tol mulai mengeluhkan kenaikan tarif yang tidak sesuai dengan fasilitas jalan.

Salah satu pengguna jalan tol asal Surabaya yang mengeluhkan kenaikan tarif itu adalah Rudi Tomas. Dia menilai kondisi jalan tol di Jatim lebih bergelombang terutama di ruas Surabaya-Mojokerto.

"Menurut saya, memang kondisi jalan tol di Jatim lebih bergelombang dibandingkan daerah lain. Banyak pengguna jalan tol yang menanyakan itu juga. Apa benar?" jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluhan lain datang dari Plt Ketua Aptrindo Surabaya I Wayan Sumadita. Dia menegaskan kenaikan tarif tol itu sangat berdampak bagi pengusaha angkutan meski hanya sekitar Rp 2 ribu.

"Kelihatannya tidak banyak, hanya Rp 2 ribu, tapi kalau PP ya terasa. Sementara ongkos angkut hanya berapa rupiah, tentu itu akan berdampak pada lainnya secara perlahan dan membuat pengusaha angkutan semakin menjerit," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Hal senada disampaikan pengguna jalan lainnya, Freddy. Pria asal Surabaya itu menyatakan kenaikan tarif jasa angkutan tidak mungkin dilakukan bila tidak ingin pelanggan meninggalkan penyedia jasa.

"Win-win solution sangat sulit, karena kenaikan tarif tol tidak diiringi kenaikan jasa angkut, tapi setidaknya pelayanan harus lebih baik terutama dalam penanganan laka lantas yang selama ini dibebankan dengan biaya yg besar," ujarnya.

Menanggapi keluhan pengguna tol itu Dirut PT Jasa Marga Trans Jawa Tol Rudi Kurniadi mengatakan ruas tol di Jatim diklaim tak hanya sekedar menjadi konektivitas.

Menurutnya, penyesuaian tarif tol dia klaim menjadi salah satu kunci efektivitas dan efisiensi pengguna jalan. Apalagi selama ini keberadaan tol memang memberikan akses yang lebih cepat bagi masyarakat.

"Keberadaan jalan tol di Indonesia, khususnya di Jatim ini ruas akses kami mulai Surgem (Surabaya-Gempol), Sumo (Surabaya-Mojokerto), hingga Gresik (KLBM) menghubungkan beberapa kawasan industri. Ini menjadi salah satu dukungan bagi lancarnya arus lalin barang dan jasa yang menghubungkan kota-kota besar di Jatim," ujar Rudi dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (14/10/2023).

Dia memastikan meski ada penyesuaian tarif namun keberadaan tol tetap berdampak pada efisiensi waktu tempuh bagi penggunanya.

Sejak 2022, Rudi mengklaim pertumbuhan traffic juga masih tinggi karena sejak beroperasinya jalan-jalan tol baru seperti Ngawi, Kertosono, hingga Pasuruan dampak positif didapatkan para pemilik mobil.

"Baik di Jakarta ataupun Surabaya, membutuhkan waktu yang lama sebelum adanya tol ini dan ini membantu saat hari-hari libur, bisa terbantu dengan adanya kecepatan yang lebih baik. Tipikalnya memang industri jalan tol di Indonesia 10% sampai 15% untuk kendaraan komersial seperti truk, jadi khususnya untuk Jasa Marga di kota-kota besar di Indonesia, tipe 1 atau kendaraan kecil lebih dominan dibanding komersial," ujarnya.

Meski begitu, ia mengaku tetap ingin bertemu dengan pelanggan jalan tol di Jatim. Untuk mengetahui keluh kesah hingga evaluasi yang bakal dilakukan pihaknya.

"Kami komitmen dalam pelayanan ya, prioritas utama kami dan ingin mengetahui masukan, kritik dan saran secara langsung untuk memperbaiki penggunaan jalan di kemudian hari, itu juga sudah diatur dalam SOP jalan tol, seperti yg disampaikan itu tadi memang bukan hanya saat naik tarif tapi juga menjaga SPM setiap waktu," tuturnya usai temu pelanggan tol Jasamarga.

Dirut PT Jasa Marga Surabaya Mojokerto Dominicus Hari Pratama mengungkapkan pihaknya akan meningkatkan kordinasi dengan kontraktor pemeliharaan jalan. Terutama terkait dengan perambuan yang standard.

"Kami lakukan sosialisasi yang cukup sebelum dilaksanakan dan peningkatan kualitas pekerjaan. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya saat melintas bersamaan dengan waktu pemeliharaan, mengingat peningkatan kualitas jalan adalah prioritas dari SPM dan keselamatan pengguna jalan," tutur dia.

"Rata-rata per hari sebelum penyesuaian tarif volume kendaraan 277.956 kendaraan per hari, setelah penyesuaian tarif 282.203 kendaraan per hari," imbuhnya.

Perihal perbaikan jalan, ia mengklaim juga tetap berjalan normal. Bahkan perbaikan jalan itu telah disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Hal senada disampaikan Senior Manager PT Jasa Marga Trans Jawa Tol Representative Office 3 Ruas Tol Surabaya-Gempol (Surgem) Agus Susilo. Ia memastikan, kualitas jalan tol, baik fasilitas maupun kondisi jalan relatif sama meski kontur tanahnya berbeda.

"Kualitas jalan tol kami rutin diperiksa dan indikatornya adalah tingkat keretakan, ada tim independen, ada 1 sampai 2 titik yang ditemui, terakhir di cek Agustus lalu, tapi tidak semuanya retak. Kalau ada pengendara mengetahui, bisa langsung hubungi kami di call center, tolong disampaikan ruas dimana dan kilometer berapa. Kalau dibanding Jateng, baik atau tidak relatif lah, menurut kami hampir sama," katanya.




(dpe/fat)


Hide Ads