Sejumlah harga komoditas naik mendorong inflasi di Kota Malang sebesar 0,18 persen pada September 2023. Angka inflasi ini lebih rendah dibanding Agustus 2023.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Erny Fatma Setyoharini mengatakan komoditas beras mencapai 6,54 persen.
Karena dipengaruhi sejumlah faktor yakni musim tanam gadu yang artinya musim tanam tidak didukung oleh pengairan yang baik akibat musim kemarau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu karena faktor luas panen, faktor cuaca, terjadinya El Nino. Dan kebijakan pemberhentian ekspor beras oleh India," terang Erny kepada wartawan, Senin (2/10/2023).
Menurut Erny, inflasi berdasarkan kelompok pada September sebesar 0,18 persen adalah makanan, minuman dan tembakau yang mengalami kenaikan sampai 0,2 persen dan memberikan andil sebesar 1,287 persen terhadap inflasi.
"Beras menyumbang inflasi sampai 6,54 persen dengan andil sebesar 0,2254 persen," tuturnya.
Sementara komoditas lain yang turut membantu adanya inflasi di Kota Malang adalah kenaikan harga bensin sebesar 1,61 persen dengan andil inflasi 0,0918 persen.
"Kalau berdasarkan kelompok, penyumbang inflasi berikutnya adalah pakaian dan alat kaki 1,86 persen dan berikutnya perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,34 persen," bebernya.
Sedangkan untuk komoditas penghambat inflasi atau penyumbang deflasi adalah penurunan harga buah-buahan seperti buah pir sampai 6,75 persen, mangga 7,82 persen, dan sabun cair sampai 2,27 persen.
"Untuk komponen penyumbang deflasi pada September 2023 adalah penurunan harga buah pir, mangga, sabun cair, angkutan udara, serta harga daging sapi 1,52 persen," terang Erny.
Tercatat, inflasi year on year (YoY) Kota Malang atau periode September 2023 terhadap Desember 2022 sebesar 2,27 persen persen, lebih rendah dibanding Jawa Timur yang sebesar 3,01 persen, dan tingkat nasional yang tercatat sebesar 2,28 persen.
(mua/fat)